More

    Kombucha, Minuman Berkhasiat Dari Tabib Jepang

    Mega Dwi Anggraeni

    Kombucha. Foto : Mega
    Kombucha. Foto : Mega

    Ragi memakan gula, berubah menjadi alkohol. Selanjutnya, alkohol dimakan oleh symbiotic colony of bacteria and yeast (scoby) dan diubah menjadi asam. Uraian tersebut merupakan proses pembuatan kombucha.

    Kombucha adalah hasil fermentasi dari teh manis. Sekilas, aromanya seperti cuka apel. Tetapi rasanya lebih menarik, campuran antara manis dan asam. Bukan hanya itu, minuman ini dipercaya memiliki khasiat yang berasal dari proses fermentasi.

    - Advertisement -

    Awalnya, seorang tabib bernama Kombu menyembuhkan Kaisar Jepang dengan menggunakan minuman hasil dari fermentasi teh hijau. Selanjutnya, nama sang tabib dan ocha digunakan oleh kaisar sebagai nama dari minuman yang sudah membuatnya kembali sehat.

    Belakangan, kombucha pun muncul di berbagai negara seperti Korea dan Rusia. Orang-orang Rusia umumnya menyajikan kombucha layaknya acara minum teh sore di Inggris. Sementara di Bandung, minuman ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu, tetapi namanya baru mencuat pada pertengahan 2014.

    Adalah Dhila Baharudin, yang mempopulerkan minuman fermentasi ini. Dia mengaku membuat fermentasi ini lantaran ingin hidup sehat. Hanya saja pola makan yang dia jalani masih jauh dari sehat. Dia masih banyak mengkonsumsi gorengan, junk food dan lainnya.

    “Ternyata yang membuat kita sering sakit adalah asam lambung yang berlebihan. Bakteri penyeimbang yang baik di dalam tubuh kita sudah berkurang karena pola makan kita yang tidak baik itu,” jelas Dhila kepada KabarKampus saat ditemui dalam acara Bincang Sore Locavore, di Tobucil, Jalan Aceh No. 56, Bandung, Minggu (4/01/2015).

    Kemudian, Dhila melakukan riset kecil-kecilan terkait kombucha. Dia juga mulai belajar membuat kombucha. Hasilnya, Dhila mengetahui jika asam yang dihasilkan kombucha ini berfungsi mengembalikan bakteri-bakteri baik di dalam tubuh. Asam ini menjadi penetralisir kandungan asam yang berlebihan di dalam tubuh.

    Selanjutnya, Dhila memproduksi minuman kombucha sendiri. Apalagi menurut pria berusia 29 tahun ini, caranya terbilang mudah. “Tinggal bikin teh manis, setelah dingin masukkan scoby dan diamkan selama tujuh hari,” jelasnya.

    Meskipun bisa dibuat dengan menggunakan jenis teh apa saja, Dhila mengaku tidak pernah membuat kombucha dengan menggunakan teh celup. Alasannya, masih banyak teh dengan kualitas yang bagus, misalnya teh hijau dan teh hitam. Dia juga hanya menggunakan gula batu sebagai pemanis untuk tehnya.

    Setelah membuatnya untuk dikonsumsi sendiri, Dhila pun membuatnya untuk dipasarkan ke wilayah Bandung dan sekitarnya. Setiap Selasa dan Sabtu pagi, dia menjual minumannya di Parappa. Sementara Minggu pagi, Dhila biasa berjualan di Pasar Organik Setiabudi.

    “Kombucha ini sebenarnya obat. Saya ingin membuat obat yang bisa diminum sambil makan, karena biasanya obat dikonsumsi terpisah dengan makanan,” katanya.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here