SURABAYA, KabarKampus – Pihak rektorat ITS akhirnya memberi dispensasi atau keringanan terhadap mahasiswa ITS yang telat membayar biaya Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kepada mahasiswa yang terlambat, pihak kampus memberikan tenggat waktu untuk membayar hingga hari ini, Jumat, (06/02/2015).
Sebelumnya para mahasiswa yang terlambat membayar SPP dan UKT tersebut terancam dicutikan. Namun setelah BEM ITS yang dipelopori oleh Menteri Kesejahteraan Masyarakat BEM ITS menemui pihak rektorat membahas hal tersebut. Para mahasiswa yang terlambat juga diajak untuk meminta surat permohonan dispensasi bertanda tangan orang tua mereka masing-masing. Hingga akhirnya menghasilkan perpanjangan tenggat waktu pembayaran.
Ir Muhammad Faqih MSA PhD, Warek II ITS mengatakan, kewajiban mahasiswa membayar uang kuliah harus sudah selesai pada (31/1/2015) kemarin. Jika tidak, mahasiswa harus siap-siap dianggap cuti untuk semester sekarang. Tapi kenyataannya banyak mahasiswa yang tidak membayar tepat waktu.
“SPP/UKT itu nggak boleh nunggak, nanti tercatat sebagai hutang sedang di ITS nggak boleh ada hutang” kata Faqih.
Menurut Faqih, dispensasi ini diberikan bukan dimaksudkan sebagai isyarat bila mahasiswa ITS dapat terus meminta keringanan. ITS menjadi seolah-olah mempersulit mahasiswa padahal justru mahasiswa itu sendiri yang mempersulit sistem. ”
Tahun depan jika saya masih di WR II, nggak akan ada dispensasi begini lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Vita Harmani salah satu mahasiswi yang telah membayar SPP dan UKT mengatakan, alasan keterlambatannya membayar uang kuliah karena gajinya belum turun. Ia mengaku mengalami kesulitan ekonomi, sehingga berakibat molornya jadwal wisudanya.
“Iya saya sambil kerja, tapi nggak mau banget cuti, setelah ini tinggal mengajukan skripsi sih,” tutur Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi tersebut.
Sedangkan Tiara Bisrina, mahasiswa Jurusan Arsitektur ini mengungkapkan kesulitannya saat hendak membayar UKT. Ia mengaku saat akan membayar uang kuliah pada tnggal 30 kemarin, ternyata ATM-nya error. Sedangkan pada saat mencoba membayar secara tunai, ia juga mengalami hal yang sama.
Adapun jumlah mahasiswa yang masuk kategori terlambat ini adalah sebanyak 511 orang. Setelah mendapat dispenisasi hingga hari ini, para mahasiswa tersebut pun berbondong-bondong melakukan menuju Bank BNI46 dan membentuk antrian panjang.[]