More

    Kalau Tidak Konsisten, Jokowi Bisa Tumbang Sebelum 2019

    Yudi Latif. Foto. Fauzan Sazli
    Yudi Latif. Foto. Fauzan Sazli

    JAKARTA, KabarKampus – Yudi Latif MA Phd, Peneliti senior dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia) menilai Jokowi bisa selamat atau tidak mengemban amanah sebagai presiden hingga 2015 bergantung pada seberapa konsisten dengan janji kampanyenya terdahulu. Karena saat ini harapan besar masyarakat terhadap Jokowi tidak terpenuhi.

    “Dahulu Jokowi datang dengan gagasan pemberantasan korupsi. Pemberantasan korupsi seharusnya diperluas, tapi sekarang KPK justru berada di tititk nadir. Jokowi dahulu datang dengan gagasan pro rakyat, tapi sekarang harga harga beras dan elpiji melambung,” kata Yudi Latif di Founding Father House, Jakarta, Senin, (16/03/2015).

    Menurut Yudi, hal itu karena Jokowi tidak mampu mencari keselarasan dan keseimbangan antara visi dan janjinya dengan personil yang ingin mengemban tugas itu.  Visi nawacita Jokowi tidak dijalankan dengan orang yang tepat.

    - Advertisement -

    “Misalnya dia datang dengan gagasan trisakti. Sementara pembantunya diangkat dari mereka –mereka yang sama sekali tidak memahami dan tidak menjiwai nilai-nila trisakti. Bahkan track record-nya bertentangan dengan trisakti itu,” kata Yudi.

    Salah satunya kata peraih gelar Doktor Sosiologi Politik) dari The Australian National University ini adalah tim ekonomi Jokowi . Ia mengaggap tim ekonomi tersebut tidak sepadan dengan gagasan trisakti dan nawacita Jkowi. “Lihat sekarang hutang luar negeri malah melambung, harga minya dan elpiji juga melambung. Artinya Jokowi memasukkan gagasan trisakti pada ekonomi pasar. Ini sangat bertentangan sekali antara visi dan teori yang dijalankan,” ungkap Yudi.

    Yudi menjelaskan, Jokowi seharusnya sadar dia adalah Man of Action bukan Man of Ideas yang kuat. Mestinya dia memperkuat kaki-kakinya atau mengumpulkan orang-orang yang secara konseptual kuat.

    “Orang-orang lingkaran dalamnya yang memahami apa yang harus dikonseptualisasikan dan dipadankan dengan nawacita. Akibatnya Jokowi lemah didalam tidanakan dan lemah juga dalam konsepsi,” terang Wakil Rektor Paramadina 2005 – 2007 ini.

    Dosen Tamu Sejumlah Pendidikan Tinggi, termasuk UI, UIN, LAN,ICAS-Paramadina, Universitas Padjadjaran ini menegaskan, kalau jokowi ingin bertahan, resafle adalah satu jalan kelaur. Karena kalau resafle tidak dijalankan terlalu jauh kalau rakyat harus menunggu lima tahun.

    “Karena  perubahan lebih liar dari itu bukannya tidak mugkin. Kalau tidak ada perbaikan, kekecewaan rakyat dan rasa prustasi rakyat tidak bisa ditunda terlalu lama,” terang Yudi.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here