JAKARTA, KabarKampus-Agar kerusuhan Tolikara tak meluas menjadi konflik SARA, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) akan membentuk tim investigasi. Tim akan menyelidiki penyebab kerusuhan di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua yang terjadi pada Jumat pagi.
“Tim investigasi ini akan langsung turun ke lapangan mengumpulkan berbagai fakta lapangan yang menjadi penyebab kerusuhan,” ungkap Ayub Manuel, Ketua Umum GMKI, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/07/2015)
Menurut Ayub Manuel, Tim investigasi GMKI akan bekerja semaksimal mungkin dengan mengumpulkan data-data objektif di lokasi kejadian. Selanjutnya pihak GMKI akan mempublikasikan hasil temuan mereka.
“Insiden Tolikara seharusnya tidak terjadi jika seluruh pihak keamanan dapat mengedepankan upaya dialog untuk menyelesaikan persoalan masyarakat Papua,” kata Ayub Manuel.
Kerusuhan di Kabupaten Tolikara tepatnya di Distrik Karubaga, terjadi saat umat Islam sedang melakukan sholat Ied pada hari Jumat pagi sekira pukul 07.00 WITA. Pada hari yang sama, GIDI Tolikara sedang melakukan kegiatan besar yaitu Seminar dan KKR Injili Pemuda Tingkat Pusat bertaraf Nasional/Internasional, pada tanggal 15-20 Juli 2015. Lokasi keduanaya berdekatan.
Sekelompok massa meminta agar pelaksanaan sholat Ied tidak dilakukan di lapangan terbuka. Terjadilah perang mulut.
Melihat situasi yang tidak kondusif, aparat dari kesatuan Brimob dan Yonif 756 menghalau dengan melakukan penembakan. Sejumlah massa penyerang tertembak. Satu orang remaja usia 15 tahun meninggal dunia tertembus timah panas. Melihat jatuh korban, massa semakin tersulut emosi. Sementara sholat Ied dihentikan dan umat Islam berlari menyelamatkan diri ke Koramil.
Situasi makin tidak terkendali. Kelompok massa akhirnya melampiaskan kemarahan dengan membakar kios dan akhirnya merembet ke sebuah mushala. []
