Tolikara, KabarKampus-Kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Tolikara saat umat Islam melaksanakan sholat Ied disesalkan banyak pihak. Dalam kerusuhan tersebut setidaknya ada 8 orang tertembak, 1 remaja tewas ditembak, puluhan kios dan 1 masjid/mushala terbakar.
Peristiwa yang terjadi pada hari Jumat, sekira pukul 07.00 WITA kiranya menambah catatan kelam terkoyaknya pemahaman keberagaman agama di Indonesia. Akar permasalahannya masih diselidiki pihak keamanan di Papua.
Untuk mencegah kerusuhan meluas, KabarKampus merangkum sejumlah pernyataan-pernyataan penting terkait Kerusuhan di Tolikara. Berikut rangkumannya :
Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama RI :
“Saya meminta kepada aparat penegak hukum untuk benar-benar mengusut pihak-pihak yang telah melakukan tindak perusakan dan penganiayaan, dan mengusut tuntas siapa pihak-pihak dibalik kasus tersebut. Memohon kepada umat Islam melalui para tokoh-tokohnya agar bisa menahan diri, tidak terprovokasi, dan mempercayakan sepenuhnya penyelesaian masalah ini kepada pihak kepolisian.”
Oditha R Hutabarat, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama :
“Atas nama Pemerintah, kami mohon maaf atas peristiwa yang melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air. Kami berharap agar masalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.”
Pdt. Dr. Henriette T Hutabarat-Lebang, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) :
“Tindakan kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan karena melukai keutuhan kita sebagai bangsa dan tidak mencerminkan sikap mengasihi semua orang yang diajarkan oleh Yesus Kristus.”
Pendeta Dorman Wandikbo, Presiden Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) :
“Memang hari ini adalah hari Idul Fitri, harinya mereka. Tapi, saya sebagai pimpinan (umat GIDI) di Toli sudah kasi surat tertulis, dalam rangka hari pemuda, tidak boleh lakukan kegiatan itu (menggunakan pengeras suara) karena ada kegiatan seminar dan KKR. Tapi sekarang polisi dan tentara main tembak anak-anak.”
Jenderal Polisi Badrodin Haiti, Kepala Kepolisian Republik Indonesia :
“Saya meminta umat Islam penjuru Indonesia tidak terpancing atas insiden itu. Percayakan saja penegakan hukumnya ke Polisi. Siapa yang salah, kita tindak.”
Irjen Pol Yotje Mende, Kepala Kepolisian Daerah Papua :
“Karena terlanjur beredar di kalangan peserta KKR, surat itu lalu disalahtafsirkan yang berujung aksi massa pembubaran ratusan umat muslim yang sedang melakukan shalat ied di lapangan Koramil.”
Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri RI :
“Masyarakat tidak perlu emosi dan terpancing situasi, waspada terhadap adanya provokator. Kemendagri yakin aparat keamanan mampu mengatasi masalah tersebut dengan cepat dan baik.”
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) :
“Ada tiga aspek yang sangat penting terkait insiden Tolikara. Pertama, apakah ada pemicu atau tidak dari insiden itu. Kedua, tindakan penembakan yang dilakukan aparat kepada warga sipil. Yang ketiga tindakan intolerans.”
Pernyataan sikap Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI) :
Menghimbau semua pihak agar mewaspadai pihak-pihak tertentu yang bermain, mengadu domba antar umat beragama dan menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik, yang akan merusak stabilitas nasional. []