RIAU, KabarKampus – Kongres HMI ke-29 di Provinsi Riau berlangsung rusuh. Syahroni seorang mahasiswa asal Riau terkena panah di punggungnya. Ia diserang aktivis HMI lainnya asal Makassar di Green Hotel, di Jalan Arifin, Pekan Baru, Riau.
Tak hanya itu peristiwa memalukan juga dilakukan oleh rombongan aktivis HMI. Sebanyak 21 bus rombongan aktivis HMI yang akan di salah satu restoran enggan membayar makan siang mereka di restoran tersebut.
Menanggapi berita tersebut, Andre Lukman, utusan HMI Cabang Bandung mengatakan, belum tahu mengenai sejumlah peristiwa memalukan tersebut. Namun bila benar terjadi, ia sangat menyayangkan saja.
“Tapi yang pasti kalau kelompok HMI Bandung tidak seperti itu,” kata Andre saat dihubungi KabarKampus via telepon, Senin, (23/11/2015).
Andre menuturkan, sebenarnya yang terjadi dalam kongres HMI aman-aman saja. Tak seperti yang dihebohkan media.
“Karena disini HMI Bandung masih bisa ketawa-ketiwi. Mungkin media saja yang lebay,” katanya.
Menurut mantan Ketua BEM Unikom ini, mereka dari Bandung yang berangkat ke Riau berjumlah 70 orang. Untuk mengikuti Kongres ini, mereka mengontrak tiga rumah yang berjarak 1.5 kilometer dari lokasi kongres.
“Jadi kami dari Bandung, santai saja,” kata Andre.
Ia menuturkan, yang rusuh tersebut mungkin adalah rombongan liar. Mereka adalah rombongan yang tidak difasilitasi oleh panitia.
“Ya jadi memang rombongan liar itu, bikin pusing juga,” ungkapnya.
Jadi kata Andre, bila ada kerusuhan seperti itu itu oknum HMI. Karena kader HMI tidak pernah diajarkan demikian oleh pendiri HMI.
Namun, meski tak tahu mengenai kondisi rusuh yang diberitakan media, Andre mengaku saat ini kongres belum jalan. Karena ruangan kongres masih dikuasai oleh rombongan HMI dari Makassar.[]
