More

    Segarnya Parfum Bau Tanah Karya Seniman Jatiwangi

    Julian Abraham menunjukkan parfum bau tanah buatannya.
    Julian Abraham menunjukkan parfum bau tanah buatannya.

    Bau Tanah sering dianalogikan dengan orang-orang yang berusia lanjut atau sebentar lagi akan meninggal dunia dan dikubur di dalam tanah. Padahal bau ini benar-benar ada dan muncul selepas hujan.

    Bahkan bau tanah tengah dikembangkan oleh seniman muda sebagai aroma parfum. Dan menjadi salah satu produk ekplorasi dari tanah yang biasa digunakan untuk membuat genteng di Jatiwangi.

    Penggagas parfum aroma tanah ini adalah Julian Abraham, seorang seniman asal Medan yang sedang bermukim di Jatiwangi. Dalam proses pembuatannya, ia menggandeng sejumlah peneliti di Sekolah Ilmu Teknik Hayati ITB.

    - Advertisement -

    Menurut Abraham atau yang biasa disapa Togar, bau tanah berasal dari Geosmin yang merupakan senyawa organik yang diproduksi oleh beberapa mikroba yang meliputi Cyanobacteria (alga hijau-biru) dan Actinobacteria (khususnya Streptomyces). Bau ini akan keluar bila hujan menyirami tanah.

    “Jadi yang bertanggung jawab mengeluarkan bau ini adalah geosmin,” katanya di Jatiwangi beberapa waktu lalu.

    Seniman yang masih tercatat sebagai mahasiswa Elektro di Institut Teknologi Medan ini mengatakan, geosmin di seluruh dunia sama atau identik. Perbedaanya hanya pada pengaruh alam di mana geosmin itu berada. Jika di kebun pinus, maka bau geosmin akan terpengaruh akar pinus.

    Adapun, parfum bau tanah yang dibuat oleh Togar menggunakan tanah di Jatiwangi, Majalengka. Tanah yang biasa digunakan untuk membuat genteng dan menjadi produk genteng di Jawa Barat.

    Saat KabarKampus mencium bau parfum ini, bau tanah yang dirasakan khas dan segar. Seperti ada unsur rumput di dalamnya.

    Togar mengaku ia meracik parfum buatannya ini di laboratorium ITB. Dalam prosesnya, ia melakukan pembiakan mikroorganisme. Kemudian mendestilasi atau tanah diikat dengan minyak nilam. Selama destilasi berlangsung, Togar melakukan proses kondensasi atau penguapan. Proses destilasi dilakukan sampai tujuh kali agar menghasilkan bau yang melekat.

    Namun, meski melewati banyak proses, parfum bau tanah yang diberinama geosmin ini belum bisa digunakan. Karena masih perlu banyak penyempurnaan agar berkualitas baik dan tahan lama.

    “Saya masih membuat formula agar parfum ini sempurna. Nantinya bisa dicampur dengan alkohol atau etanol,” ungkap pria berusia 28 tahun ini.

    Menurut Togar parfum bau tanah bukan hal baru di dunia ini. Karena sebelumnya negara seperti India telah mengembangkan aroma ini. Bedanya, tanah yang ia gunakan berasal dari tanah tempat produksi genteng di Jatiwangi.

    “Kalau berhasil menjadi parfum,produksi parfum ini akan diperbanyak,” kata Togar.

    Julian Abraham yang juga memiliki nama lain Muhammad Hidayat adalah seorang seniman yang memiliki perhatian khusus pada keberulangan, keterkaitan, keterhubungan, dan kesinambungan dalam sistem yang berlaku dalam kehidupan sosial. Ia memiliki latar belakang musik dan ketertarikan khusus pada teknologi dan sains.

    Sewaktu tinggal di Yogyakarta ia pernah bergabung dengan kelompok House of Natural Fiber (HONF). Kelompok anak muda yang banyak melakukan eksplorasi dan penelitian berbagai hal. Mereka juga banyak melakukan kerjasama penelitian dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Keseriusan Togar dan kawan-kawan HONF dilirik dunia karena inovatif dan visioner.

    Salah satu penghargaan yang mereka raih, yakni saat mengikuti “Transmediale Award” pada tahun 2011 di Berlin. Proyek seni fermentasi generik HONF “Intelligent Bacteria, Saccharomyces Cereviciae” berhasil menyisihkan 1.000 seniman dari seluruh dunia.

    Seniman yang enak diajak ngobrol ini kemudian menetap di Jatiwangi sejak lima bulan lalu. Dia bersama Jatiwangi art Factory (Jawa Barat) sedang merancang Monumen Tanah Berbunyi. Eksplorasi yang dilakukan Togar hendak meluaskan fungsi tanah di Jatiwangi agar tak melulu menjadi genteng.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here