Kisruh antara Ojek Pangkalan dan Gojek memang sudah jarang terjadi. Tapi kisruh yang pernah terjadi telah memicu sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang tergabung dalam “Bandung Smart Transportation System” untuk memberikan solusi terhadap pengendara Ojek Pangkalan.
Para mahasiswa ini mengembangan aplikasi yang dinamakan Opang alias Ojek Pangkalan. Aplikasi Opang telah diluncurkan dan sudah dapat diunduh di Play Store atau Google Store.
Menurut Ahmad Ridho Saputra, mahasiswa magister Sekolah Teknik Elektro (STEI), Jurusan Teknik Komputer Jaringan Media Digital ITB, aplikasi Opang merupakan jembatan antara pengguna Ojek dan pengendara Ojek khususnya Ojek Pangkalan. Aplikasi ini merupakan solusi untuk Ojek Pangkalan yang selama ini mempermasalahkan kehadiran Gojek.
“Aplikasi yang kami buat sangat simple. Untuk penggunanya sendiri tinggal memasukkan dari mana mau kemana. Kemudian order tersebut akan diberitahukan kepada pengendara Ojek, tapi ojeknya dibatasi hanya Ojek Pangkalan,” kata Ahmad Ridho kepada KabarKampus di kampus ITB, Bandung, Rabu, (02/12/2015).
Selanjutnya kata Ahmad Ridho, setelah order, para pengendara ojek memberikan penawaran harga kepada calon penumpang. Setelah harga diberikan, calon penumpang tinggal memilih Ojek mana yang mau dipilih. Di sana juga ditampilkan profil dari pengguna.
“Setelah pengguna pilih orang, Ojek langsung menjemput pengguna dan pengguna tinggal menunggu saja,” jelas Ahmad Ridho.
Menurut Ahmad Ridho, untuk harga, mereka memang memberikan kebebasan ojek untuk menentukan harga. Karena memang aplikasi ini sengaja dibuat untuk memberikan solusi untuk masyarakat.
“Kami hanya membuat solusi saja,” ungkap Ahmad.
Ahmad Ridho mengungkapkan, aplikasi Opang saat ini sedang disosialisasikan kepada ojek pangkalan. Mereka juga menunggu masukan dari para tukang ojek khusunya ojek pangkalan di kota Bandung.[]
