More

    Badrodin Haiti, Santri yang Jadi Kapolri

    Badrodin Haiti, Kapolri. Foto : Fauzan
    Badrodin Haiti, Kapolri. Foto : Fauzan

    Pesantren sering disebut-sebut sebagai tempat lahirnya banyak teroris. Namun siapa sangka, orang nomor satu di Kepolisian Republik Indonesia juga lahir dari rahim pesantren.

    Dialah Jenderal Polisi Drs. Badrodin Haiti, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Pria yang dilantik sebagai Kapolri pada 17 April 2015 ini pernah menempuh pendidikan pesantren di  Pondok Pesantren Baitul Arqom Balung Jember, Jawa Timur.

    Badrodin Haiti lahir di Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur, 24 Juli 1958. Ia tinggal tak jauh dari pesantren Baitul Arqom tersebut.

    - Advertisement -

    “Setiap hari saya naik sepeda ke pesantren,” kata Badrodin Haiti dalam temu alumni Gontor dua pekan lalu di Jakarta.

    Menurut lulusan terbaik Akpol tahun 1982 ini, sudah menjadi tradisi di keluarganya yaitu nyantri di pesantren, kemudian melanjutkan ke sekolah guru, kemudian menjadi guru. Sehingga semua wawasannya di sana adalah bagaimana sekolah untuk  bisa menjadi guru.

    “Maka tak heran adik dan kakaknya berprofesi sebagai guru,” kata Badrodin.

    Namun Badrodin muda ketika itu, mencoba untuk keluar dari tradisi keluarganya. Ia memutuskan untuk mendaftar menjadi Polisi.

    “Dulu itu yang penting masuk AKABRI. Karena masuk AKABRI gratis ngga bayar. Tapi karena mendaftar AKABRI bisa jadi polisi, saya pilih jadi polisi saja,” kata mantan Kapolda Banten ini.

    Sebelum masuk Kepolisian, ayahnya yang merupakan guru ngaji menyarankan kepadanya, agar kalau masuk AKABRI atau Polisi menjadi pembina rohani Islam. Namun ketika itu, ternyata tidak ada jalur tidak ada jalur pembina rohani dan yang ada adalah jalur yang berlaku di Kepolisian.

    “Sekarang alhamdulillah, sampai ke puncak karir. Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena di kampung saya paling tinggi Kapolsek, Kapolsek pangkatnya Sersan Mayor bukan Perwira, Perwira itu Kapolres, saya bilang kalau saya Kapolres saja sudah paling tinggi,” ungkapnya.

    Bandrodin mengaku bersyukur bisa berada di posisi sekarang. Katanya, ini karena temannya di pesantren banyak yang mendoakannya. Sehingga perjalannya menjadi mudah.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here