JAKARTA, KabarKampus- Salah satu tantangan dunia pendidikan Indonesia yang paling mendesak adalah melindungi generasi muda dari radikalisme dan ekstremisme. Seluruh elemen masyarakat diminta untuk bekerja sama untuk melindungi generasi muda Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Anies Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menyikapi persoalan terorisme di Indonesia. “Seluruh elemen masyarakat harus memiliki kemampuan kritis yang harus dibangun sebaik-baiknya untuk melindungi generasi muda Indonesia,” ungkap Anies Baswedan saat bersilahturahim ke Kantor Pusat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta (03/02/2016).
Dalam kesempatan itu, Anies Baswedan meminta NU yang menaungi sejumlah pondok pesantren untuk ikut menyiapkan pendidikan yang dapat menangkal radikalisme dan ekstremisme.
Anies Baswedan juga menyampaikan apresiasi atas pernan yang luar biasa dari sistem pendidikan berbasis pondok pesantren selama ini. Peran pendidikan itu sudah dilakukan sejak negara belum ada.
Menanggapi Anies Baswedan, pihak PBNU melalui Sekretaris Jenderal NU Helmy Faishal Zaini menyatakan siswa-siswi di seluruh jajaran pendidikan NU juga pasti menjunjung tinggi dua hal, yaitu 100% keimanan dan 100% toleransi.
“Karena toleransi adalah salah satu karakter dalam tauhid,” kata Helmy Faishal tegas. []