ENCEP SUKONTRA
BANDUNG, KabarKampus – Nina Herlina Lubis, Profesor ilmu sejarah Universitas Padjdjaran (Unpad) akhirnya menjawab tudingan Ajip Rosidi, sastrawan Sunda, terkait polemik pengembalian Habibie Award.
Menurut Nina Herlina Lubis, pengembalian Habibie Award sudah dijawab oleh Habibie Center atau Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM Iptek).
Habibie Center, sambung Ketua Tim Penulis buku Sejarah Tatar Sunda itu, sudah mengirimkan press release kepada semua media yang memuat tuduhan Ajip Rosidi terhadap dirinya.
“Ketua Habibie Center, Prof Wardiman meminta saya untuk tidak menanggapi tuduhan tersebut, karena Habibie Center yang harus menjawab tuduhan tersebut.”
“Press Release ini (dari Habibie Center) saya anggap sudah menjawab tuduhan Pak Ajip terhadap saya: tidak mungkin seorang plagiator diloloskan mendapat Habibie Award,” tulis Nina Herlina Lubis lewat surat elektronik yang diterima Kabar Kampus, Selasa (31/05/2016).
Sebelumnya, Ajip Rosidi mengembalikan Habibie Award yang diterimanya pada 2009. Pengembalian dilakukan langsung Ajip ke yayasan yang berkantor di Jakarta, 26 Mei lalu. Dalam wawancara dengan KabarKampus, Pendiri Yayasan Rancage ini mengungkapkan sejumlah alasan pengembalian Habibie Award.
Alasan tersebut terkait dengan kekecewaan Ajip Rosidi terhadap tim juri Yayasan SDM Iptek Habibie Center yang memberikan Habibie Award kepada Nina Herlina Lubis pada 2015.
Ajip menuding Nina Herlina Lubis tidak layak mendapat award tersebut karena sejumlah kasus plagiasi yang dilakukannya. Antara lain dalam buku Nina tentang ‘Negarawan dari Desa Cinta’ (2003). Buku ini bercerita tentang politikus Sanusi Hardjadinata (1914-1995).
( Baca juga : Wawancara Aji Rosidi Di Balik Pengembalian Habibie Award )
Menurut Ajip, buku ‘Negarawan dari Desa Cinta’ dibuat hasil plagiasi dari skripsi yang dibuat mahasiswi Nina, yakni Elly Maryam.
Ajip juga menuding Nina Herlina Lubis memplagiat buku karya dosen sejarah Universitas Indonesia, Alie Anwar, yang menulis riwayat hidup tokoh Bekasi, KH Noer Alie. Hingga kini, menurut Ajip, tidak ada penjelasan dari Nina terkait dua buku tersebut.
Sementara rilis Habibie Center yang dianggap Nina Herlina Lubis sudah menjawab semua tudingan dari Ajip Rosidi, menyatakan bahwa semua tokoh yang mendapat Habibie Award sudah melalui proses dan mekanisme penilaian, termasuk Nina Lubis.
Pertama-tama calon penerima Habibie Award diusulkan oleh institusi, universitas atau perorangan untuk mendapatkan Habibie Award. Pengusulan tersebut berdasarkan pertimbangan keilmuan dan administratif.
Setelah itu usulan akan masuk ke Dewan Juri yang ada di Yayasan SDM Iptek. Dewan juri akan kembali melakukan seleksi secara cermat, dan berdasarkan standar-standar profesionalisme, landasan integritas, serta etika keilmuan.
“Adanya pemberitaan di media akhir-akhir ini mengenai pengembalian hadiah Habibie Award oleh seorang pemenang kepada Yayasan SDM Iptek adalah merupakan hak sepenuhnya dari yang bersangkutan,” kata Wardiman Djojonegoro, Ketua Yayasan SDM Iptek Habibie Center, melalui rilisnya. []