More

    Cewek Biker Tak Gentar Jelajahi Pakistan dengan Motor

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA
    Lucia Stein

    Bagi pengendara motor perempuan, Zenith Irfan, perjalanan keliling Pakistan adalah usaha spiritual yang menghubungkannya ke almarhum sang ayah. Disebut sebagai perempuan pertama yang mengendarai motor jarak jauh keliling Pakistan sendirian, ia menghadapi prasangka sekaligus menginspirasi orang lain di seluruh dunia.

    Zenith berfoto di depan penanda jalan setelah menjangkau Lembah Shigar di perjalanannya dari Lahore ke Khunjerab.  Facebook; Zenith Irfan
    Zenith berfoto di depan penanda jalan setelah menjangkau Lembah Shigar di perjalanannya dari Lahore ke Khunjerab.
    Facebook; Zenith Irfan

    Di umur 21 tahun, Zenith Irfan menantang stereotip yang ada di masyarakat setempat saat ia mengendarai sepeda motornya melalui jalanan sibuk Pakistan.

    - Advertisement -

    Meski harus menghadapi tatapan dari warga, ia terus berkendara dari kota ke kota, lebih peduli tentang mencapai tujuannya ketimbang orang-orang yang ia lewati.

    “Berada di jalanan, melatih jiwa Anda,” tulis Zenith di halaman Facebook-nya, dimana ia menulis tentang petualangan sepeda motornya kepada 20.000 pengikutnya.

    “Mengendarai motor dan terutama mengikuti tur sepeda motor memberi seseorang visi 360 derajat tentang seperti apa dunia ini dan apa yang ada di dalamnya,” tutur Zenith.

    Dengan hanya berbekal perlatan penting, Zenith berkendara dengan tangan kosong dan petualangan yang terbuka di depan.

    Tapi berkendara dengan sepeda motor dari satu tempat ke tempat lain bukan hanya tentang memenuhi jiwa petualang Zenith, itu juga menawarkan koneksi kepada ayahnya, yang meninggal ketika ia berusia 10 bulan.

    Mengejar mimpi sang ayah
    Pada suatu hari, saat memilah-milah beberapa foto keluarga, Zenith melihat foto ayahnya mengenakan seragam penerbangan.

    “Karena ia dulu dinas di angkatan darat, ia tak punya banyak waktu untuk fokus pada kesenangan dan mimpi yang ia cita-citakan sepanjang hidup,” tutur perempuan ini.

    Pada saat itu, ibunya mengatakan bahwa sang ayah ingin melakukan “perjalanan liar keliling dunia dengan sepeda motor” dan mendorong Zenith untuk mengejar mimpi sang ayah dan menjalankan warisannya.

    Di umur 12 tahun, Zenith mulai belajar mengendarai sepeda motor dari kakaknya di kampung halaman mereka. “Saya berani berkendara di dalam kota dan hanya tahu dasar-dasar berkendara,” akunya.

    Ia menceritakan, “Saya belajar untuk menerjemahkan semua kecemasan, depresi dan kekecewaan menjadi tantangan dan mengubah jiwa pesimis saya menjadi seorang perempuan yang mendamba petualangan,” tulisnya dalam salah satu postingan blog-nya.

    Mengendarai motor adalah pengalaman spiritual
    Tapi tahun lalu, pada usianya yang ke-20 tahun, ia sudah siap untuk menjelajahi Pakistan lebih jauh – membuat “keputusan tiba-tiba” untuk melakukan perjalanan dari Lahore ke Kashmir, sendirian.

    “Saya melakukan ini untuk ayah saya dan saya masih melakukannya untuk dia. Bagi saya, pergi dan mengendarai motor keliling Pakistan adalah pengalaman spiritual,” ungkap Zenith.

    Butuh waktu enam hari untuk melakukan perjalanan lintas wilayah itu, tapi Zenith mengatakan, ia tidak khawatir akan perjalanan panjang, meskipun Kashmir terbukti menjadi medan yang sulit.

    “Anda tak berkendara di jalanan, jalanan-lah yang membiarkan Anda lewat. Anda benar-benar tergantung pada alam itu sendiri. Panas terik, hujan, salju, badai -Itu semua tak tentu,” tulis Zenith di blog-nya .

    Zenith mengatakan, berkeliling Pakistan dengan sepeda motor adalah pengalaman spiritual.  Facebook; Zenith Irfan
    Zenith mengatakan, berkeliling Pakistan dengan sepeda motor adalah pengalaman spiritual.
    Facebook; Zenith Irfan

    “Anda harus terus mendukung secara moral semangat Anda berkendara, mendorong pikiran dan tubuh anda ke titik ekstrim. Menjelajahi semua sentimen dan emosi yang Anda tak pernah sadari ada di dalam jiwa Anda,” sebutnya.

    Ini juga memberi Zenith kesempatan untuk membuktikan kepada semua orang yang meragukan dirinya, bahwa mereka salah.

    “Saya menang. Di mata orang-orang yang menganggap saya lemah, yang mengatakan saya tak bisa berkendara 20 kilometer terus menerus, saya menang,” ujarnya.

    Ia menambahkan, “Saya membuktikan kepada dunia, saya tak berbeda dan bahwa seorang perempuan seperti saya, pada kenyataannya, bisa mengendarai sepeda motor.”

    Tapi Zenith dengan cepat menunjukkan bahwa sementara ia adalah perempuan pertama yang melakukan perjalanan ini secara solo, “Saya tak melakukan petualangan ini untuk dikenal sebagai pengendara sepeda motor perempuan pertama di Pakistan”.

    Melawan prasangka di sepanjang jalan
    Pada perjalanan lainnya, Zenith berkendara ke Jalan Gunung Khunjerab dengan kakaknya, Sultan, dan beberapa temannya.

    “Salah satu bagian yang paling sulit dari berkendara motor adalah melewati air. Dengan sepeda motor sekecil CG-125, itu bisa menjadi tugas yang mengerikan dan menyiksa kaki Anda,” tulisnya di postingan blog.

    Sementara banyak orang enggan untuk berkendara sepeda motor, apalagi menempuh perjalanan jarak jauh dengan membawa peralatan penting namun terbatas, Zenith mengatakan, itu memberinya kesempatan untuk melawan prasangka.

    “Tempat-tempat yang telah mengalami kontroversi dan prasangka selalu menarik saya karena itu memberi saya kesempatan untuk pergi ke sana secara fisik, dan melihat sendiri jika media itu benar atau salah,” ujarnya.

    “Dari berbagai kota dan desa yang telah saya kunjungi, ada dua yang menarik perhatian saya. Yang pertama disebut Lembah Misgar dan yang kedua disebut Lembah Shigar. Kedua lembah memiliki cerita sejarah yang tinggi dan dikenal sebagai rute perdagangan ‘Old Silk Route’ atau ‘Jalur Sutra’,” jelas Zenith.

    Zenith menemui gerombolan kambing ketika ia menjelajahi Naran di Lembah Kaghan.  Facebook; Zenith Irfan
    Zenith menemui gerombolan kambing ketika ia menjelajahi Naran di Lembah Kaghan.
    Facebook; Zenith Irfan

    Jadilah pemimpin bukan pengikut
    Zenith dengan cepat mengikuti permintaan untuk membagikan cerita perjalanannya melalui blog Facebook, tapi mengatakan, ia terkejut akan jumlah pembaca yang telah ia kumpulkan.

    “Saya tak membayangkan bahwa sebuah halaman Facebook yang sederhana akan menimbulkan penggemar yang banyak dalam rentang waktu sempit,” sebutnya.

    Di samping sejumlah besar dukungan yang diterimanya secara online, ia juga telah menjadi target pelecehan online.

    “Sebuah pesan selamat pagi untuk semua pembenci di luar sana. Saya akan menjawab Anda dengan cinta, cinta dan hanya cinta,” tulis Zenith beberapa bulan yang lalu di blog-nya.

    Semangat positif seperti inilah yang telah menarik pujian dari banyak orang setelah keberhasilannya di jalan.

    Tapi Zenith begitu sederhana tentang pengaruh yang ia timbulkan pada perempuan lain dan keberhasilannya dalam menantang stereotip perempuan.

    “Saya tak menganggap diri saya seorang panutan bagi orang lain, terutama karena saya ingin agar orang lain, diri mereka sendiri, untuk membuat kotak kreatif mereka sendiri dan mendengarkan suara hati mereka,” ujarnya.

    Ia menyambung, “Mereka harus membentuk diri menjadi panutan dan menjadi pemimpin bukan pengikut.”[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here