Menjadi mahasiswa yang hafal Alquran atau hafidz adalah sesuatu yang istimewa. Namun rasanya tak cukup tanpa diiringi dengan prestasi baik akademik maupun organisasi. Seperti yang dialami oleh Rizki Mendung Ariefianto, seorang hafidz atau penghafal 30 juz Quran.
Mahasiswa jurusan Jurusan Teknik Elektro ini tak hanya pandai menghafal Quran, namun juga memiliki segudang prestasi dalam bidang keilmiahan, organisasi, dan berbagai kompetisi.
Rizki Mendung Ariefianto atau yang akrab disapa Mendung, merampungkan 30 juz hafalan Quran di tengah padatnya aktivitas kuliah. Namun padatnya waktu kuliah justru menjadi cambuk bagi Mendung untuk menyelesaikan hafalan.
“Saya Pikir, kalau sudah terlajur basah, mending mandi sekalian,” kata Mendung menceritakan motivasinya terus menghafal Quran.
Saat mulai kuliah di ITS, Mendung memang telah mengantongi setidaknya sepuluh juz hafalan Quran. Namun baginya, menghafal Quran sembari berkuliah jauh lebih berat dibandingkan saat SMA. Hal itu karena padatnya aktivitas perkuliahan.
“Waktu masih SMA bisa rutin mengulang hafalan setidaknya sebanyak tiga juz dalam sehari. Kalau sekarang hanya saya sempatkan ketika ada waktu luang saja,” ungkap Mendung yang juga sebagai salah satu anggota Trainer Navigator ini.
Menurut peraih beasiswa Bidikmisi ini, keinginannya untuk menyelesaikan hafalan Quran memang telah diniatkannya saat diterima sebagai mahasiswa baru di kampus ITS. Makanya, ketika diterma di ITS, ia langsung mencari pondok tahfidz di sekitar ITS.
Oleh karena itu, Mendung mengaku, keberhasilanya menghafal Quran tak lepas dari sosok guru yang membimbing dan teman yang mendampingi di pondok tersebut. Baginya keberadaan seorang guru bukan sekedar pengajar dalam menghafal Al-Qur’an, guru adalah sosok yang selalu mendoakannya agar berhasil dan memotivasi mulai merasa letih. Sementara itu, sosok teman teman adalah salah satu alasan terkuat baginya agar dapat istiqomah dalam menghafal Quran.
“Biasanya ada sebuah kondisi dimana saya sedang bosan, kemudian melihat sekeliling dan mendapati teman-teman yang lain dengan semangatnya menghafal. Rasa bosan itupun sirna seketika,” ungkap mahasiswa yang juga santri di Pondok Pesantren Muhyidin Gebang ini.
Selain mengahafal Quran di bidang akademik Mendung memiliki prestasi yang sangat baik. Ia merupakan mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif cumlaude hingga menyentuh angka 3,5.
Sementara dalam organisasi, ia menjabat sebagai asisten di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro dan staff FSLDK JMMI ITS tahun 2014 dan Pengurus Klub Keilmiahan Elektro tahun 2015 dan 2016. Tak hanya itu ia pun pernah menjabat Kepala Departemen Kaderisasi di Lembaga Dakwah Jurusan Kalam Himatektro tahun 2014 dan menjadi Kepala Departemen Syiar Kalam Himatektro tahun 2015 serta beberapa posisi penting lainnya.
Dalam prestasi, ia juga pernah mengantongi gelar juara pada kurang lebih 20 lomba keilmiahan selama berkuliah di ITS. Salah satu yang paling dekat adalah juara pertama pada kompetisi paper online yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Toronto, Kanada.
“Karena juara pertama, tim kami diundang untuk melakukan sesi presentasi di sana. Untuk saat ini masih sibuk mengajukan dana ke ITS, kalau berhasil didanai dalam waktu dekat ini kami akan berangkat,” tutur Mendung.
Kepada para mahasiswa yang hafidz Quran, Mendung mengajak agar tidak hanya puas dengan status Hafidz atau Hafidzahnya. Tidak hanya berprestasi dalam hafalan saja. Namun juga berprestasi dalam bidang akademik, kompetisi, maupun organisasi.[]