More

    Ilmuwan Melbourne Berhasil Temukan Molekul Pembasmi Superbug

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA
    James Hancock

    Ilmuwan Australia berhasil membuat terobosan penting dalam memerangi superbug yang kebal-antibiotik dengan menciptakan molekul yang bisa membunuh bakteri mematikan.

    Polimer berbentuk bintang (titik berwarna hijau) menyerang sel bakteri.  Supplied: Melbourne University
    Polimer berbentuk bintang (titik berwarna hijau) menyerang sel bakteri.
    Supplied: Melbourne University

    Tim ilmuwan dari Fakultas Teknik Universitas Melbourne membuat penemuan ini sebagai bagian dari upaya menemukan pengobatan untuk penyakit kanker.

    - Advertisement -

    Superbugs telah diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia – WHO sebagai ancaman terbesar pada kesehatan manusia setelah berhasil beradaptasi menjadi resisten atau kebal terhadap semua jenis antibiotic.

    Kandidat PhD Shu Lam mengatakan tim-nya berhasil mengembangkan rantai dari molekul protein berbentuk bintang segi lima yang dinamakan polimer peptide yang mampu mengalahkan superbug dengan merobek dinding sel superbug.

    “Temuan ini membuat sulit bagi bakteri beradaptasi dan bertahan hidup setelah diobati dengan polimer peptide ini,” katanya.

    Tim ilmuwan ini mengatakan tidak seperti antibiotik, superbug tidak menunjukan tanda-tanda resistensi kepada molekul ini.

    Lam mengatakan superbug saat ini telah menjadi ancaman besar bagi manusia. “Diperkirakan superbug akan menyebabkan lebih dari 10 juta kematian pada tahun 2050. Kondisi ini diperparah dengan hanya sedikit antibiotic baru yang berhasil dikembangkan selama 30 tahun terakhir.”

    Namun demikian ilmuwan dari Universitas Melbourne ini menekankan bahwa penelitian mereka masih berada pada tahap yang sangat awal.

    Lam mengatakan kerja tim sejauh terfokus pada satu kelas utama bakteri saja dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji bagaimana jenis bakteri lain merespon molekul ini.

    “Temuan ini masih pada tingkat yang cukup penelitian primer atau dasar,” katanya.

    “Apa yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah melihat secara detail bagaimana polimer peptida ini benar-benar bekerja.”

    Profesor Greg Qiao, dari Fakultas Teknik, setuju bahwa studi yang lebih lanjut masih diperlukan. “Ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan sebelum kita mengkomersilkan temuan ini,” katanya.

    Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Microbiology. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here