BANDUNG, KabarKampus – Seokor “Surili” menggelar aksi di depan pintu masuk Bandar Husein Sastra Negara Bandung, Sabtu, (17/09/2016). Aksinya Surili ini ingin mencegat kedatangan Presiden Jokowi yang hendak meresmikan Pembukaan PON ke-19 Jawa Barat melalaui Bandara Husein.
Surili yang satu ini bukanlah Surili hewan endemik Jawa Barat sebenarnya, namun adalah seorang mahasiswa ITB yang berdandan ala Surili si maskot PON Jawa Barat. Aksi Surili ini merupakan bagian dari aksi BEM SI di Kota Bandung, yang terdiri dari ITB, UPI dan STIE Ekuitas. Aksi ini digelar di depan pintu masuk, Bandara Husein Sastranegara hari Sabtu, (17/09/2016).
Aksi Surili ini ingin mempertanyakan keberpihakan pemerintah terhadap Pembangunan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sepanjang aksinya Surili melakukan orasi berpindah-pindah tempat, mulai dari tengah jalan, pojok lampu merah dan trotoar tengah jalan.
“Kami ingin mempertanyakan kepada Presiden Jokowi apakah masyarakat Jawa Barat akan berjaya dengan pembangunan Kereta Cepat Indonesia China? Atau hanya akan menjadi legenda atau akan punah seperti Surili,” ungkap Lutfi Muhammad Iqbal, mahasiswa ITB yang berdandan ala Surili tersebut..
Lutfi menilai, proyek Kereta Cepat Indonesia China memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Tidak sekedar transportasi Jakarta – Bandung belaka, namun terintegrasi dengan pembanunan di kawasan sekitar Stasiun atau dikenal dengan Transit Oriented Development yang memiliki motif investasi properti dan industr.
“Namun apakah pembanunan ekonomi tinggi ini mempertimbangkan nasib masyarakat sekitar jalur rencana stasiun? Apakah pembangunan ini juga memberdayakan masyarakat? Kalau dilihat dari kejadian 2016 lalu, untuk Soil tes atau hanya memeriksa tanah saja, pemerintah menggunakan tenaga China. Lalu untuk siap mpembangunan tersebut?” ungkap Lutfi.
Oleh karena itu, Lutfi dan teman-temannya BEM Seluruh Indonesia Jawa Barat, menginginkan agar Presiden Jokowi berkomitmen melindungi hak-hak atas ruang yang dimiliki masyarakat, supaya pembangunan yang dilakukan mensejahterakan masyarakat. Bukan malah memiskinkan masyarakat.
“Semoga ke depannya kita tidak hanya menjadi Surili yang hidupnya semakin terpinggirkan, semoga kita bisa berjaya di tanah legenda kita, bukan sekedar menjadi legenda,” ungkap Lutfi.
Namun sayang aksi Surili dan BEM SI ini tak diperkenankan polisi hingga Jokowi melintasi pintu keluar Bandara Husein Satranegara. Sebelum Jokowi datang, Surili bersama mahasiswa lainnya dipaksa untuk membubarkan aksi.[]