ENCEP SUKONTRA
BANDUNG, KabarKampus-Sebagai intelektual muda, mahasiswa diminta berperan aktif dalam menanggapi isu kebencanaan. Terlebih pada musim hujan ini dimana bencana banjir dan longsor selalu mengintai.
Kasbani, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan langkah sederhana yang bisa dilakukan mahasiswa adalah mencari informasi potensi-potensi bencana.
Contohnya, musim hujan yang berkepanjangan bisa memicu longsor di daerah rentan seperti pegunungan dan lain-lain. Mahasiswa bisa menggali informasi di daerah tersebut kemudian melaporkannya ke pihak terkait, antara lain PVMBG.
Mahasiswa juga bisa memberikan informasi atau edukasi kebencanaan kepada masyarakat.
“Apalagi mahasiswa itu kan ada yang punya pengetauan kegeologian, itu bisa dipakai untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kebencanaan,” ujar Kasbani, saat dihubungi KabarKampus, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, pengurangan resiko bencana (mitigasi) memerlukan peran banyak pihak, termasuk masyarakat.
“Mahasiswa juga kan anggota masyarakat. Jadi mitigasi perlu melibatkan banyak pihak, termasuk mahasiswa. Makin banyak informasi dari masyarakat termasuk mahasiswa akan makin baik,” terangnya.
PVMBG, kata dia, tidak bisa berperan sendirian dalam mengawasi potensi kebencanaan di Indonesia. Sebabnya tidak lain terbatasnya sumber daya manusia di PVMBG. Untuk itu diperlukan kerja sama dengan pemerintah daerah hingga masyarakat.
Menyangkut musim hujan yang akhir-akhir ini melanda sebagian besar Indonesia, PVMBG sudah merilis daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi bencana, khususnya gerakan tanah yang bisa memicu longsor.
Sepanjang Oktober 2016 ini, PVMBG memprediksi potensi longsor di berbagai provinsi di Indonesia, mulai Aceh sampai Papua. Potensinya hampir terdapat di tiap kabupaten/kota.
Dari data itu, Pulau Jawa memiliki zonasi gerakan tanah yang luas, mulai dari Provinsi Banten 5 kabupaten, Yogyakarta 4 kabupaten, Jawa Barat 22 kabupaten/kota, Jawa Tengah 29 kabupaten/kota, dan Jawa Timur 30 kabupaten/kota.
“Sifat kerentanan wilayah Indonesia ini rentan untuk terjadi gerakan tanah, terutama di daerah Jawa dan Sumatera. Secara geologi, batuan di dua pulau ini pelapukannya tinggi, terjal, banyak retakan, dan ini didorong adanya curah hujan yang tinggi,” terang Kasbani.
Di Pulau Jawa kerentanan terutama di wilayah tengah, barat dan timur. Cirinya, tofografi daerah tersebut pegunungan dan tanahnya subur. “Kalau ada curah hujan tinggi terus-menerus itu akan memicu terjadinya longsong,” katanya.
Peta zonasi potensi gerakan tanah PVMBG tersebut sudah disebarkan ke seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Selain itu, peta zonasi juga bisa diunduh di laman PVMBG. “Di situ ada prediksi daerah mana yang bisa terjadi longsor dalam sebulan ke depan,” katanya.
Ia berharap dengan disebarnya peta zonasi potensi gerakan tanah bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam longsor. Peta ini juga bisa didapat mahasiswa untuk diinformasikan ke masyarakat, sehingga pengetahuan mitigasi bencana bisa tersosialisasikan. []