IMAN HERDIANA

BANDUNG, KabarKampus-Banjir yang melanda kawasan Pagarsih, Kota Bandung, baru-baru ini, mendapat sorotan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.
Pemerintah Kota Bandung disarankan memainkan drainase atau saluran air. “Pagarsih sebenarnya potret dari hilu, drainasenya yang harus diperbaiki,” kata Kasubid Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat Indonesia PVMBG, Agus Budianto, dalam konferensi pers peluncuran buku peta rawan bencana di Badan Geologi, Bandung, Kamis (10/11/2016).
Agus Budianto menjelaskan, gerakan tanah terkait erat dengan air, sehingga nyambung juga dengan bencana banjir. Sedangkan banjir ada kaitannya dengan kondisi di hulu. Mengenai banjir di Kota Bandung, maka terkait erat dengan kondisi hulu yakni Kawasan Bandung Utara.
“Sasarannya hanya satu, curah hujan seperti itu harusnya menjadi parameter untuk pemerintah melakukan monitoring sepanjang jalur sungai itu, dan kemudian menata ruang di hulu sepanjang jalur sungai,” katanya.
Yang terjadi di Pagarsih, juga kawasan Pasteur dan sekitarnya, karena jumlah air besar sedangkan kapasitas saluran air seperti sungai dan drainase sangat kecil. Menurutnya, solusi jangka panjang dalam mengatasi bajir adalah penataan di hulu. Namun penataan ini sulit dilakukan mengingat sudah banyak sekali bangunan maupun perumahan.
“Kalau ini (penataan hulu) sudah tidak bisa diselesaikan karena sudah banyak pemukiman maka dimainkanlah airnya,” kata dia.
Ia mengatakan, tol air menjadi salah satu solusi bidang drainase yang tujuannya merekayasa air yang melimpah. Dengan cara ini, air yang melimpah disedot untuk dialihkan ke tempat lain.
“Solusinya adalah memainkan drainase, memperbanyak sumur resapan, supaya air tidak masuk sungai semua. Nah kita main di situnya,” katanya.
Kepala Badan Geologi Ego Syahrial menambahkan, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada November ini curah hujan di Indonesia khususnya Jawa Barat sangat tinggi atau di atas normal.
Akibat curah hujan tinggi itu, pihaknya mencatat bencana tanah longsor, banjir bandang dan banjir mulai terjadi pada minggu kedua November.
“Mulai dari Tasikmalaya, Kuningan, Garut, hingga banjir Pasteur dan Pagarsih. Ini sesuai dengan data BMKG bahwa curah hujan akhir-akhir ini hingga Desember mendatang kondisinya di atas normal,” ungkap Ego Syahrial. []