Aksi unjuk rasa ratusan ribu umat Islam akhirnya berujung ricuh. Kericuhan ini terjadi saat tiba-tiba peluru gas air mata menghujani ratusan ribu pengunjuk rasa yang sedang duduk mendengarkan orasi dari para ulama dan habib yang berada di atas mobil komando.
Ketika itu para ulama diantaranya Ustad Arifin Ilham, utusan dari pengunjuk rasa sedang bernegosiasi dengan Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia. Namun negosiasi belum usai, gas air mata sudah ditembakkan ke arah pengunjuk rasa.
Gas air mata yang ditembakkan polisi pertama kali berasal dari ke arah Jalan Medan Merdeka Barat. Di lokasi tersebut sebagian besar dipenuhi oleh aktivis-aktivis HMI.
Kondisi mata yang perih dan dada yang sesak membuat para pengunjuk rasa mencoba membubarkan diri. Namun Habib Rizieq, Imam Besar FPI menghimbau kepada pengunjuk rasa untuk bertahan dan tidak memberikan perlawanan. Sehingga para pengunjuk rasa hanya mundur kemudian tetap berdiam diri. Sementara mobil komando yang dinaiki ulama dan habib tetap berada di depan.
Sebagian kecil pengunjuk rasa sempat melakukan perlawanan dengan membalas melempari polisi dengan apa yang ada. Sementara sebagian yang lain memilih bertahan di tempat,berdoa, dan melaksanakan shalat.
Setelah diguyur gas air mata selama kurang lebih satu jam dan banyaknya pengunjuk rasa yang pingsan, mobil komando kemudian memerintahkan seluruh pengunjuk rasa untuk mundur ke arah patung kuda. Hingga akhirnya para pengunjuk rasa berangsur-ansur meninggalkan lokasi unjuk rasa.
Aksi yang ingin menuntut agar Presiden Jokowi agar memberikan kepastian hukum terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Cahya Purnama dimulai sehabis Shalat Jumat, (04/10/2016). Aksi ini diikuti oleh mulai dari tokoh masyarakat seperti Tuan Guru H Muhammad Zainal Majdi MA yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Aa Gym, Bachtiar Nasir, Arifin Ilham, Ratna Sarumpaet, Fahri Hamzah, dan para habib serta ratusan ribu umat muslim lainnya dari berbagai daerah lainnya.[] Foto : Ahmad Fauzan
