More

    Telkom University Larang Buku Kiri di Kampus

    Warek IV Tel-U memegang buku-buku yang dilarang di kampus Tel-U. Foto : Perpustakaan Apresiasi.
    Warek IV Tel-U memegang buku-buku yang dilarang di kampus Tel-U. Foto : Perpustakaan Apresiasi.

    BANDUNG, KabarKampus – Rektorat Telkom University (Tel-U) melarang mahasiswanya untuk membaca buku-buku -kiri di dalam kampus Tel-U, Bandung. Pelarangan ini terjadi pada saat Komunitas Perpustakaan Apresiasi membuka lapak buku gratis di sekitar kantin FKB Telkom University, Rabu sore, (09/11/2016).

    Ketika itu Dr. M. Yahya Arwiyah, SH., MH, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek IV) mendatangi lapak buku yang di sekitaran kantin FKB Tel-U. Kemudin ia melihat beberapa buku yaitu Manifesto Partai Komunis, dan Orang Kiri Indonesia Edisi Nyoto dan Musso.

    “Lalu dia menegur dan marah. Dia bilang buku gini ngga boleh ada di Tel-U, nanti ada bahaya laten komunis,” kata Lintang, salah satu pegiat Perpustakaan Apresiasi menjelaskan apa yang dikatakan Warek IV kepada Perpustakaan apresiasi, Kamis, (10/11/2016).

    - Advertisement -

    Kemudian Lintang dan teman-temanya menjawab, kalau buku-buku yang ada di lapak mereka, bukanlah buku-buku ilegal, diterbitkan oleh penerbit besar dan dijual oleh toko buku besar. Selain itu mereka juga mengatakan, buku yang mereka tampikan tidak hanya buku kiri saja, namun buku-buku lainnya.

    “Terus dia tetap bilang ngga boleh buku ini ada di Tel-U. Karena di Tel-U ini kekuasaan dia. Kalau di luar Tel-U ngga apa-apa,” kata Lintang menceritakan kembali.

    Menurut mahasiswa komunikasi ini, Warek IV kemudian membawa tiga buku tersebut. Selanjutnya, temen-temen mengatakan, kalau mau minjam harus ditukar dengan buku yang lain. Agar teman-teman di Tel-U tidak kehilangan buku bacaan.

    “Tapi dia tetap ambil ketiga buku itu, alasannya mau dikaji dulu sama dia. Terus dia juga mau panggil kami terkait buku-buku tersebut, namun sampai sekarang belum ada kabar,” jelas Lintang.

    Lintang menceritakan, Perpustakaan Apresiasi yang dikelolanya bersama teman-teman telah ada di Tel-U sejak tahun 2014. Perpustakaan ini hadir, karena ingin meningkatkan budaya literasi di Telkom University.

    “Kami ingin menyediakan literasi alternatif di kampus ini. Iklim di kampus ini terlalu homogen dan minat baca masih kurang. Oleh karena itu, kami tempatnya deket kantin. Mahasiswa sambil nongkorng, bisa baca buku dan kalau mau bawa pulang harus barter buku,” jelasnya.

    Menurut Lintang, saat ini mereka tengah menunggu diundang oleh pihak rektorat terkait penyitaan buku tersebut. Namun hingga saat ini mereka belum juga dipanggil oleh pihak Rektorat. Lintangmengaku, bila buku-buku tersebut tidak juga dikembalikan, mereka yang akan datang sendiri mengambil buku tersebut.

    Sementara itu, pihak Telkom University sampai saat ini belum mau memberikan keterangan terkait penyitaan tiga buku di lapak buku gratis Perpustakaan Apresiasi tersebut.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here