Muhammad Rizal Oktavian
JAKARTA, KabarKampus – Catur Surya Dharma Suryana (20), mahasiswa S1 Teknik Elektro, STT PLN Jakarta mewakili Indonesia dalam Asian Youth Forum (AYF) ke-15 di Taipei, Taiwan pada 8 – 15 November 2016 lalu. Ajang yang diikuti Catur ini merupakan program tahunan yang merangkul pemuda-pemudi di Asia untuk bersama-sama mengikuti seminar akademis, workshop intercultural, konferensi Internasional, acara sosial, dan pertukaran interpersonal.
Sebagai wakil Indonesia, Catur tidak sendiri, ia ditemani oleh Kemas Bobby Adhitya Pratama (21), mahasiswa ITS Surabaya. Catur dan Bobby merupakan dua dari 56 delegasi dan 13 Advisors dari negara-negara di Asia.
AYF ke-15 tahun 2016 mengusung tema “Developing Leaders For 21st Century”. Tema ini diangkat untuk mendorong generasi muda untuk berfikir kritis dan berdiskusi secara intelektual mengenai peran aktif pemuda Asia terhadap perkembangan global di abad ke-21.
“Melalui program ini, seluruh pemuda dari berbagai negara dapat bertukar pikiran mengenai apa yang dapat kami lakukan bersama untuk saat ini dan kedepannya dalam menjembatani persoalan kebodohan, prasangka, dan kecurigaan yang sering menjadi tembok pembatas bagi perdamaian dan kesatuan masyarakat di Asia dan antar negara di dunia,” ungkap Catur.
Menurut Catur, AYF 2016 memiliki pesan persatuan dan keberagamaan. Ia yakin ketika seluruh masyarakat dapat membentuk persatuan di atas keberagaman (Unity In Diversity), perdamaian dunia bukanlah sebuah angan-angan.
“Dunia ini pernah ternoda oleh peperangan yang berkepanjangan yang menyengsarakan hidup jutaan manusia tak berdosa. Tapi biarlah ia menjadi sejarah masa lalu. Saatnya kita generasi muda mengambil peran dalam menuliskan sejarah masa depan yang penuh kedamaian,” ujarnya.
Sementara itu, Kip A. Cates, AYF Chair and Founder mengatakan, sebagai Pemuda Asia abad 21, generasi muda memiliki tantangan dalam mengatasi berbagai isu seperti kemiskinan, polusi, kesetaraan gender, konflik SARA, dan isu global lainnya yang mengusik perdamaian dunia. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dibutuhkan kerjasama Internasional. Hal tersebut dapat dimulai disini di Asian Youth Forum.
AYF 15 tahun ini juga berkesempatan menjadi bagian dari “The 25th International Symposium on English Teaching” yang diselenggarakan oleh PAC (Pan-Asian Consortium). Pada sesi ini para delegasi berkesempatan mempresentasikan beberapa topic kepada para professor dari berbagai negara yang hadir, diantaranya mengenai “Culture, Communication and Inter-Asian Understanding”, dan “Language Learning in Asia : The Student’s View”.
Selain itu para delagasi juga berdiskusi dan saling belajar mengenai Society, History, Religion, Lifestyle, customs dan keunikan tiap Negara. Pada sesi ini, setiap delegasi juga mempresentasikan mengenai negaranya masing-masing dan menampilkan kesenian tradisional. Topic yang menjadi point utama dalam berbagai sesi diskusi selama program ini yaitu mengenai War and Peace, Poverty, Human Right, Global Warming, Terrorism serta solusi dan action plan yang dapat dilakukan di negara masing-masing pasca AYF.
Tak ketinggalan adalah Leadership skills. Dengan kegiatan leadership Skill diharapkan delegasi yang hadir sebagai representative dari negaranya masing-masing akan mennjadi pemimpin yang dapat melahirkan dan mendidik pemimpin-pemimpin baru.[]