IMAN HERDIANA
Muda, cerdas, lincah, itulah yang melekat pada diri Dina Dellyana, musisi yang tahun lalu berhasil menyandang gelar Doctor of Science Management di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Sehari-hari, ada banyak kegiatan yang dijalankan perempuan kelahiran Bandung 2 November 1984 ini. Pertama, dia musisi Homogenic, band electropop asal Bandung. Ia termasuk pendiri Homogenic bersama Risa Saraswati.
Di band yang dibentuk 2012 itu, ia memainkan keyboard atau synths/programming, juga menulis lagu. Beberapa lagunya kemudian menjadi hits, antara lain “Kekal”, “Faithful Dreams”, “Utopia”, dan lainnya.
Tak lama lagi, Homogenic akan melahirkan album anyar.
“Sekarang lagi merampungkan lagu dan rekaman. Januari rampung mixing dan mastering, semoga antara Februari atau Maret deh bisa rilis,” cerita Dina Dellyana kepada KabarKampus awal Januari 2017.
Sebelum peluncuran album, Homogenic masih menggodok nama albumnya. “Nama albumnya menyusul,” ujarnya.
Kedua, selain ngeband, ia aktif mengajar di SBM ITB. Sebagai musisi yang juga akademisi, ia menganggap mahasiswa sebagai teman, bukan murid. Dengan demikian, hubungan dosen dan mahasiswa cair.
Menurutnya, pendekatan semacam itu disenangi mahasiwa. Itu berdasarkan kuesioner yang ia berikan saban UTS atau UAS. Kuesioner berisi penilaian terhadap cara mengajarnya dalam skala 1-5. Dan ia mendapat nilai 4 plus.
“Alhamdulillah mereka suka dengan style mengajar saya. Dan saya nganggap mereka teman di luar kelas,” katanya.
Meski bersikap cair di kampus, di dalam kelas ia tetap sebagai dosen yang memiliki otoritas. “Kalau di kelas mereka harus tetap follow the rules,” tambah ibu satu anak ini.
Jika disuruh milih, enak mana menjadi musisi dan dosen? Baginya, keduanya sama-sama menyenangkan. “Karena saya suka bidang manajemen, dan ternyata passion saya adalah mengajar,” ujarnya.
Masih ada kesibukan lain yang dijalani alumnus Fakultas Farmasi Unpad ini, antara lain, mendirikan Glintzshoes, perusahaan sepatu wanita di Bandung yang berdiri 2010. Toko sepatu milik Dina Dellyana beralamat di Jalan Cilaki No. 15 Bandung.
Ragam sepatu nan ciamik dipajang serta dipromosikan lewat akun media sosial.
Itu kesibukan Dina yang ketiga. Dan masih ada lagi yang ke-4 yakni menggelar event. Salah satunya Hompila. Di event yang mulai jalan 2016 lalu ini, ia jadi salah satu pendiri. Dalam waktu dekat, Hompila akan kembali digelar.
“Hompila 2017 akan ada lagi, kita sedang matangkan konsep baru,” katanya.
Tahun lalu, Hompila digelar di NuArt Sculpture Park, galeri seni milik seniman patung I Nyoman Nuarta. Hompila mengenalkan musik kepada anak-anak, termasuk mengajak mereka berinteraksi dengan musisi dan beragam alat musik. Hompila dilatarbelakangi keinginan mengenalkan konser musik pada anak. Selama ini, banyak konser musik yang hanya cocok untuk orang dewasa.
Di tengah sejumlah kesibukan itu, tentu butuh disiplin mengatur waktu dan tenaga. Namun, istri dari dokter spesialis anestesi dr. M. Erias Erlangga, SpAn ini tidak keder dibuatnya.
“Yang penting prioritas, karena urgensinya kan jarang banget semua bersamaan. Diatur saja mau selesaikan pekerjaan yang mana dulu, dibagi dari skala urgency-nya,” kata ibu satu anak yang gelar masternya diraih di SBM ITB.
Dengan tambahan aktivitas terakhir, yang sangat penting yakni menjadi ibu rumah tangga, maka makin lengkaplah Dina Dellyana menjadi seorang perempuan. So, bagaimana dengan kita? []