Penulis : Muhammad Yusuf, Penggiat Komunitas Bukan Sekedar Penonton Bola
Premier League merupakan liga yang paling kompetitif di dunia saat ini. Bahkan seringkali disebut sebagai miniatur Piala Dunia, karena di dalamnya merupakan tempat berkumpul para pemain kelas dunia dari berbagai negara.
Masing-masing tim yang berkompetisi pun dinahkodai oleh pelatih-pelatih kelas dunia. Sehingga mereka memiliki pola permainan yang dinamis dan prediksi pertandingan cenderung sulit ditebak, karena masing-masing kesebelasannya mampu mengalahkan satu sama lain.
Filosofi Kick and Rush ala Liga Inggris bukan embel-embel semata. Permainan yang tersajikan pada tiap pertandingannya kerap memunculkan tensi tinggi dengan variasi taktik juga tempo permainan cepat.
Pada ajang Premier League pada hari Minggu, (15/01/2017) akan tersaji pertandingan yang mengundang atensi besar dalam persepakbolaan Inggris yakni North West Derby atau lebih dikenal dengan English Derby ke-198 antara Manchester United dan Liverpool FC. Pertandingan Manchester United dengan Liverpool adalah salah satu dari rivalitas terbesar di dunia sepakbola di samping El Clasico-nya La Liga Spanyol. Atmosfer rivalitas yang terjadi sejak revolusi industri telah menjadikan masyarakat Manchester maupun Liverpool saling menaruh kebencian satu sama lain sebagai seteru abadi dan terus mengakar hingga saat ini.
Berawal di era revolusi industri kota Manchester menjelma menjadi salah satu pusat industri di Inggris pada saat itu. Berbagai hasil olahan industri banyak dihasilkan, sehingga Manchester dinobatkan sebagai pusat perindustrian di Inggris. Namun kala itu untuk mendistribusikan hasil industrinya, mereka harus melalui pelabuhan Liverpool yang menjadi pusat dermaga di Inggris, karena jaraknya yang dekat dari Kota Manchester.
Hanya saja ada kecemburuan yang muncul dari Liverpool atas makmurnya perekonomian Kota Manchester. Sehingga mereka dengan sengaja meningkatkan pajak dermaga sebagai syarat pendistribusian barang. Namun hal ini membuat industri di Kota Manchester mengalami penurunan omset, karena mahalnya pajak yang harus dikeluarkan ke dermaga Liverpool.
Pada akhirnya Kota Manchester memutuskan untuk membangun pelabuhan sendiri agar mampu menyalurkan hasil industrinya secara mandiri. Sehingga terjadi penurunan minat di pelabuhan Liverpool. Alhasil, kebencian di antara keduanya semakin menjadi-jadi dan Liverpool semakin benci karena Manchester semakin makmur. Sementara Manchester semakin puas melihat Liverpool terpuruk.
Kembali ke North-West Derby, Derby ini kerap menjadi perhatian masyarakat, media maupun penggemar di seluruh Inggris, tak terkecuali masyarakat sepakbola dunia. Derby yang kadang disebut English Derby ini seolah tidak ada habisnya di mata penikmat sepakbola seluruh dunia maupun media yang sangat kritis melihat rivalitas antara kedua tim. Dikatakan kritis karena setiap pertandingannya selalu menyajikan drama yang kerap mengaduk emosi pendukungnya, mulai dari perselisihan sepele hingga skala besar yang menyangkut harga diri kedua kubu sehingga menarik untuk disaksikan.
Bill Shankly seorang pelatih legendaris Liverpool pernah mengatakan, “If you are first, you are first. If you are second, you are nothing.” Ini mengisyaratkan bahwa pertandingan North-West Derby menjadi ajang pertaruhan harga diri Liverpool daripada pertandingan rival sekota dengan Everton. Sama halnya dengan Manchester United, Sir Alex Ferguson yang merupakan pelatih legendaris The Red Devils (julukan Manchester United) pernah berujar bahwa, “My greatest challenge was knocking Liverpool right off their fucking perch, and you can print that.” Alasannya sederhana, Sir Alex Ferguson sangat memprioritaskan kemenangan atas Liverpool apapun kondisinya, seberapa buruk pun performa Manchester United, seterpuruk apapun peringkatnya, mereka tetap harus mampu mengalahkan Liverpool, karena tujuan itu adalah segala-galanya.
North-West Derby telah menjadi refleksi kondisi demografis masyarakat secara umum dalam skala kecil maupun skala besar. Persaingan dapat terjadi kapanpun dan terlampiaskan dengan cara apapun.
Manchester United dan Liverpool FC merupakan kesebelasan dari Inggris yang telah menuai pencapaian gemilang di kancah domestik maupun internasional. Jika dijumlahkan secara menyeluruh keduanya telah meraih 38 trofi Premier League, 8 trofi UEFA Champions League, 3 trofi UEFA Cup, 4 trofi UEFA Super Cup, 18 trofi FA Cup, 12 trofi Piala Liga, dan 35 Community Shield.
North-West Derby tidak hanya menjadi konflik dari sisi ekonomi, namun juga merambah ke konflik sosial lainnya. Dari segi seni musik misalnya, Liverpool, seperti diketahui, merupakan tempat kelahiran The Beatles yang menjadi salah satu band paling berpengaruh di dunia musik. Manchester pun tidak mau kalah dan melahirkan band lokal lainnya seperti The Stone Roses, New Order, The Smiths, dan juga Oasis. Persaingan-persaingan tersebut pun akhirnya melebar hingga ke lapangan hijau. Di sisi sepakbola, Liverpool lebih dulu merasakan sukses dalam rentang waktu 1973 sampai 1990-an, dengan memenangkan 11 gelar Liga Inggris plus 4 trofi Juara Eropa di tahun tersebut. Namun, mulai musim 1993 sukses berbalik jadi milik Red Devils. Di bawah Sir Alex Ferguson, MU sukses meraih 13 gelar Premier League dan 2 trofi Liga Champions.
Comeback is real dirasa menjadi ungkapan yang pas mengenai Manchester United karena mampu membalikkan keadaan dengan mencapai sukses di Premier League di atas Liverpool meskipun jaraknya tipis. Namun beberapa musim ke belakang hingga saat ini kedua tim sedang mengalami masa transisi untuk menemukan performa terbaik layaknya ketika mereka kala dulu.
Meskipun pada musim 2015/2016 Manchester United berhasil meraih trofi FA Cup sebagai langkah awal panceklik gelar selama tiga tahun. Hadirnya Jose Mourinho sebagai nahkoda anyar hingga saat ini masih membangun ritme permainan yang sudah mulai meningkat secara signifikan dibandingkan musim-musim sebelumnya. Sedangkan di kubu Liverpool mereka seolah sudah menemukan taktik yang tepat hanya saja cedera pemain-pemain kunci bisa menjadi penghambat atas pola permainan yang sudah nyetel sejauh ini.
Pada kondisi seperti ini sangat penting bagi Liverpool untuk terus menjaga konsistensi permainan agar mampu menjungkalkan seteru abadinya. Pertandingan di hari Minggu nanti tentunya menarik untuk disaksikan mengingat kedua tim tersebut akan bersaing meraih kemenangan penentu sebagai langkah awal menuju perjalanan meraih gelar juara di liga yang paling bergengsi di dunia saat ini.