BANDUNG, KabarKampus – Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Fikom Unisba) sukses menggelar malam inugurasi angkatan 2015 Bertajuk “Revolusi Komunikasi” di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, pada 20 Mei 2016 lalu. Tak tanggung-tanggung, inagurasi mahasiswa Fikom angkatan 2015 yang dipersembahkan untuk kakak angkatan ini menghadirkan bintang tamu kenamaan seperti Mocca, Sarasvati, Danilla, Gugun Blues Shelter, Kelompok Penerbang Roket, dan DJ Herjunot Ali.
Sesuai dengan tema “Revolusi Komunikasi”, mulai dari musik, visual, dan lighting dibuat seolah menceritakan perjalanan dunia musik dan teknologi yang terus berubah. Mulai dari lagu tradisional, musik 80-an, hingga electronic dance music yang dianggap kekinian.
Seperti musik tradisional yang dibawakan Paduan Suara Mahasiswa Unisba. Musik ini sengaja dihadirkan diawal untuk menunjukkan perjalanan awal musik di Indonesia. Kemudian diakhiri dengan electronic dance music yang dibawakan oleh DJ Herjunot Ali untuk menunjukkan musik kekinian.
Begitu juga dengan visual yang dihadirkan. Di awal pertunjukkan, mahasiswa menghadirkan film hitam putih untuk mengiringi lagu-lagu yang dibawakan Paduan Suara Mahasiswa Unisba. Kemudian film dengan gambar yang tajam yang dikolaborasikan dengan musik yang dibawakan DJ Herjunot Ali yang ingin menunjukkan teknologi film kekinian.
Dari awal hingga akhir. Acara panggung musik ala “Revolusi Komunikasi” Fikom Unisba berjalan dengan baik. Semuanya bermain sesuai dengan yang direncanakan.
“Acaranya seru. Walau ramenya pas DJ Herjunot Ali tampil di akhir pertunjukkan,” kata Winni Nurul Permana, panitia acara inagurasi fikom Unisba 2015 kepada KabarKampus, Senin (09/12/2016).
Namun keseruan acara musik yang yang menghadirkan band-band ternama ini menyisakan persoalan lain di belakang pangung. Usai acara, panitia masih harus membayar kekurangan uang alias menanggung hutang sebesar 130 Juta. Hingga saat ini hutang tersebut belum terbayar.
Khairul Iqbal Harsono, Ketua Pelaksana Inagurasi Fikom angkatan 2015 mengaku, acara tersebut menyisakan hutang, karena tiba-tiba pihak sponsor membatalkan kontrak dan mengurangi nilai kontrak. Selain itu, tiket yang terjual tidak memenuhi harapan.
“Awalnya kami sudah menyiapkan dana sebesar 500 juta untuk acara ini. Dana tersebut didapat dari dana usaha, sponsor, dan lain-lain. Namun, karena dana yang ditargetkan tidak cukup, kami memutuskan untuk memotong rencana keuangan. Dari 500 juta menjadi sekitar 300 juta. Mulai dari dekorasi hingga sejumlah musisi yang bakal tampil mereka potong atau batal ditampilkan,” kata Iqbal.
Sebelumnya mereka merencanakan akan menampilkan Maliq And D’Essentials dan The Sigit, terpaksa harus dihapus dari rencana. Ia menganggap, berkurangnya sejumlah band tersebut tidak akan mengurangi jumlah masa yang menonton. Karena bagi mereka DJ Herjunot, Mocca dan Gugun Blust Shelter, tak kalah banyak penggemarnya.
Ternyata, dengan adanya band yang dikurangi, sejumlah sponsor ternyata memutuskan untuk membatalkan dan mengurangin nilai kontrak. Mereka yang membatalkan dan mengurangi kontrak tersebut jumlahnya empat perusahaan.
“Masalahnya mereka membatalkan dan mengurangi kontrak pas deket-deket acara. Mereka ngga mau karena di acara kita ada yang dikurangi. Tapi saya tidak mau menyebutkan nama-nama vendor yang mengurangi dan membatalkan kontrak. Karena tidak ingin ke depannya ada masalah lagi,” ungkap Ikbal yang juga pengurus BEM Fikom Unisba ini.
Namun kata Ikbal, karena tiket sudah terjual dan uang muka sewa tempat sudah dibayar, tidak mungkin mereka membatalkan acara. Karena bila acara dibatalkan, kerugian bisa dua kali lipat yaitu 400 Juta. Namun bila acara tetap dilanjutkan kerugian acara hanya 160 Juta.
“Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan acara dan menanggung kerugian 160 juta itu,” jelas Iqbal.
Iqbal mengaku, Sebelum konser musik berlangsung, panitia inagurasi Fikom Unisba angkatan 2015 telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 150 Juta. Dana tersebut diperoleh dari dari sponsor dan dana usaha, dan dukungan orang tua mahasiswa. Seluruh uang tersebut telah dibayarkan untuk uang muka tempat acara yang mencapai 60 juta, uang muka band pengisi acara, dan sebagainya.
Itu pun belum cukup. Panitia acara juga masih harus menutupi kekurangan dana awal dengan menggadaikan beberapa motor dan kamera hingga lensa yang dimiliki mahasiswa.
Selanjutnya kata Iqbal, pada saat acara, jumlah tiket tidak terjual tidak seperti yang diharapkan. Bahkan cenderung sepi.
“Tiket VIP aja ngga sampai 100 lembar terjual. Padahal menyiapkan 500 tiket VIP,” terang Iqbal.
Saat ini kata Ikbal, kerugian yang tersisa adalah 130 Juta. Hutang tersebut terdiri dari 70 juta hutang sewa tempat. Kemudian sisanya adalah hutang uang yang harus dibayarkan untuk menebus barang-barang yang digadaikan teman-teman.
“Namun untuk bayaran band yang tampil, hampir 100 persen dilunasi,” ungkap mahasiswa Publik Relation Fikom Unisba ini.
Untuk menutupi hutang tersebut, panitia telah meminta bantuan seluruh mahasiswa Fikom angkatan 2015 untuk membantu dengan dana sebesar 370 Ribu. Jumlah tersebut dihitung dari jumlah mahasiswa Fikom angkatan 2015.
“Bantuan tersebut bentuknya ajakan tidak memaksa. Uangnya bisa dikirim ke rekening Fakultas,” jelas Iqbal.
Permintaan bantuan sumbangan ini telah disebar kepada pimpinan Fikom Unisba dan Orang Tua mahasiswa Fikom Unisba angkatan 2015 pada 5 Desember 2016. Mereka meminta kepada seluruh orang tua mahasiswa angaktan 2015 untuk memberi bantuan sebesar Rp 370 ribu per mahasiswa hingga tenggat waktu 29 Desember.
Namun karena uang tersebut belum terkumpul. Para mahasiswa ini diberikan tegat waktu hingga bulan Maret 2017.[]