More

    Kamu yang Muda, Waspada Darah Tinggi dan Kencing Manis!

    IMAN HERDIANA

    Pakar kesehatan sudah meramalkan, penyakit darah tinggi (hipertensi) dan kencing manis (diabetes mellitus) trennya meningkat bagi generasi milenial alias kawula muda. Gaya hidup tidak sehat jadi penyebabnya.

    FOTO : www.gnet.org

    “Banyak anak muda yang diabetes (kencing manis) dan darah tinggi karena sejak kecil tidak baik gaya hidupnya,” kata Ketua Tim Transplantasi Ginjal adalah dr. Rubin S. Gondodiputro, SpPD-KGH, saat berbincang dengan KabarKampus, baru-baru ini.

    - Advertisement -

    Departemen Kesehatan RI merilis, kencing manis dan hipertensi merupakan faktor resiko atau penyebab penyakit katastropik, antara lain ginjal. Penyakit katastropik adalah penyakit berbiaya tinggi dan secara komplikasi dapat membahayakan jiwa penderitanya.

    Selain ginjal, penyakit katastropik meliputi jantung, syaraf, kanker, diabetes mellitus, dan haemofilia. Departemen Kesehatan menyebutkan, beberapa tahun belakangan tren penyakit katastropik itu meningkat.

    Khusus mengenai penyakit ginjal, data 7th Report of Indonesian Renal Registry 2014 menunjukkan darah tinggi dan kencing manis berperan besar pada pasien gagal ginjal yang mendapatkan haemodialisis (cuci darah). Darah tinggi sebesar 37%, kencing manis 27%, dan sisanya karena faktor lain seperti kelainan bawaan dan lain-lain.

    Sebagian besar penyebab gagal ginjal karena perilaku hidup kurang sehat. Hal ini diperkuat data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI 2013 dimana penduduk Indonesia kurang aktivitas fisik sebanyak 26,1%; penduduk usia > 15 tahun perokok aktif 36,3%; penduduk > 10 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur 93%; dan penduduk >10 tahun kebiasaan minum minuman beralkohol 4,6%.

    Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan pemuda juga punya risiko terkena penyakit darah tinggi dan kencing manis yang merupakan awal dari penyakit ginjal. Maka direkomendasikan pentingnya deteksi dini dan penerapan pola hidup yang sehat.

    Rubin S. Gondodiputro melanjutkan, kesehatan pemuda berbanding lurus dengan pola hidup di masa kecil, bahkan sejak bayi. Namun, ada peran perspektif orang tua di Indonesia yang umumnya senang punya anak montok dan khawatir punya anak kurus.

    Perspektif atau mitos keliru itu membuat orang tua malu jika punya bayi dengan berat badan rendah di bawah 3 kilogram. “Jadinya dijejali segala macam makanan agar gemuk. Sehingga saat dia dewasa, memicu diabetes dan darah tinggi,” kata dosen FK Unpad ini.

    Adanya perspektif itu, langsung atau tidak langsung, membuat anak bebas jajan atau makan. Anak leluasa makan snack yang mengandung banyak garam, gula, pengawet.

    Semestinya, kata dia, sejak kecil anak-anak dididik memilih jajanan yang baik. Misalnya diajari membaca daftar komposisi jajanan. Jika di jajanan tersebut mengandung garam/gula yang terlalu tinggi, sebaiknya tidak boleh dimakan.

    Pola hidup tidak sehat itu kemungkinan besar dibawa saat usia dewasa. Sementara berbagai produk makanan dan minuman semakin melimpah. Contohnya, menjamurnya minuman-minuman berkarbonat, minuman instan, makanan cepat saji, hingga produk obat-obatan.

    Semua itu menggeser makanan alami yang sebenarnya menyehatkan. Di sisi lain, aktivitas semakin sibuk, tak ada waktu untuk olahraga. Pola hidup itulah yang memicu diabetes dan hipertensi.

    “Diabetes dan hipertensi tren-nya naik terus karena gaya hidup. Sebetulnya bisa dicegah, tapi karena kemajuan zaman gaya hidup orang juga berubah. Makanan dan minuman jadi tidak baik, banyak mengandung lemak, gula, asin, itu memicu terjadinya darah tinggi dan diabetes,” terangnya.

    Banyak orang sakit diabetes padahal tidak punya riwayat diabetetes. Itu karena gaya hidup.

    “Mengkonsumsi makanan yang terlalu manis atau terlalu asin itu tidak boleh. Anjuran ahli gizi, banyaklah makan sayuran dan buah-buahan. Jangan makan karbohidrat yang terlalu tinggi, nasi, daging, karena itu bikin tidak baik. Kita perlu makan itu, tapi tidak boleh berlebihan. Berlebihan itu jadi menu sehari-hari,” terangnya.

    So, mulailah menerapkan pola hidup sehat sebelum terkena kena kencing manis atau darah tinggi yang ujungnya bisa memicu gangguan ginjal. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here