BANDUNG, KabarKampus – Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan sukes menggelar Parahyangan Model United Nation atau PMUN 2017 yang telah berakhir tanggal 4 Maret 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah sekolah dari berbagai SMA di Indonesia.
Kegiatan PMUN merupakan wadah bagi para pelajar untuk membahas isu-isu global dalam sidang PBB. Tahun ini PMUN 2017 membahas tema tema besar “Foresting Youth Empowerment to Achieve Sustainable Development Goals (SDGs)”.
Setelah para peserta memberikan hasil sidang yang baik dalam menangani isu yang dihadapi, PMUN 2017 ditutup dengan Social Night yang dihadiri para peserta maupun pembimbing dari setiap sekolah. Dalam kegiatan ini juga diumumkan beberapa kategori penghargaan yang didapat para peserta dari PMUN 2017.
Giandi Kartasasmita, MA., Ketua Acara PMUN 2017 mengatakan, ada dua hal penting yang didapat peserta dalam kegiatan ini, yaitu melatih kemampuan managerial dan menjaring kemampuan mahasiswa Unpar terutama yang terkait dengan isu-isu diplomasi. Beberapa mahasiswa yang masuk ke Program Studi Hubungan Internasional (HI) Unpar umumnya mengawali keikutsertaan mereka dalam ajang PMUN ini.
“Ada beberapa poin yang menjadi harapan untuk perkembangan PMUN di tahun-tahun berikutnya seperti tempat yang mungkin dapat dilaksanakan di ruangan baru di gedung 3 Unpar lalu pemilihan topik yang lebih berkenaan dengan kehidupan di sekitar siswa SMA,” katanya.
Sementara itu Sylvia Yazid, Ph.D., Ketua Program Studi HI Unpar berharap jumlah sekolah yang berpartisipasi ke depa dapat bertamabah. Begitu juga isu yang diangkat bisa menyesuaikan dengan kondisi nyata dalam membentuk aliansi antara negara.
“Semua dapat ditingkatkan agar konten dapat dirasakan lebih serius dan formal sesuai dengan sidang MUN sesungguhnya,” jelasnya
Jessica Hirianto salah satu peserta dari Bandung Alliance Intercultural School (BAIS) mengatakan, topik yang diangkat dalam sidang ini lebih cepat lebih baik untuk dibahas. Karena merupakan isu yang berdampak pada masa depan, bukan hanya untuk masa depan mereka tapi masa depan manusia.
“Hal-hal seperti kemiskinan dan tenaga kerja perlu dicari jalan keluar yang tepat,” kata peraih best spoke person di PMUN 2017 ini.[]