Skip Challenge saat ini tengah digila-gilai remaja. Kegiatan menekan dada hingga pingsan atau menghambat pernafasan ini banyak di temui dalam video-video di dunia maya. Biasanya biasanya orang yang melakukan skip challenge akan kehabisan napas, lalu kejang-kejang, dan bisa pingsan seketika.
Namun tanpa disadari permainan yang juga banyak dilakukan remaja Indonesia ini bisa memicu kerusakan otak. Bahkan bisa berujung kepada kematian.
Hal ini disampaikan oleh Dr.dr. Cempaka Thursina, Sp.S (K)., Ahli Syaraf UGM. Ia mengatakan, menyebutkan, dengan menekan dada selama beberapa saat akan mengurangi pasokan oksigen ke otak yang akan menimbulkan hilangnya kesadaran maupun kejang. Tindakan ini tidak hanya akan mengakibatkan kerusakan pada otak, tetapi juga dapat menyebabkan kematian.
“Jika kadar oksigen di otak rendah selama 2-3 menit maka otak akan mengalami gangguan. Bila lebih dari itu bisa menimbulkan kerusakan otak bahkan kematian,” kata Dr. Cempaka.
Menurutnya, kerusakan otak tersebut dalam jangka panjang akan memengaruhi kemampuan kognitif anak. Sementara sel otak yang rusak berdampak pada gangguan berpikir dan perubahan memori. Tak hanya itu kerusakan otak akibat kekurangan oksigen juga dapat memunculkan stroke dan berbagai penyakit lain seperti kebutaan, tuli, dan lainnya.
“Misal kekurangan oksigen di daerah mata bisa memicu terjadinya kebutaan. Begitu pula di berbagai organ tubuh lainnya, kurangnya suplai oksigen berdampak pada kerusakan saraf-saraf di daerah tersebut,” papar dokter spesialis saraf RSUP Dr. Sardjito ini.
Dr. Cempaka menambahkan, permainan ini juga berisiko terjadinya retak atau patahnya tulang iga karena tekanan kuat di daerah dada. Tulang iga yang retak bisa menusuk paru-paru dan mengakibatkan perdarahan pada organ ini.
“Skip challange merupakan permainan berbahaya. Sekali menjalani tantangan bisa teratasi (siuman), tetapi jika dilakukan berulang akan berdampak serius bagi kesehatan karenanya harus dihentikan,”tegasnya.[]