BANDUNG, KabarKampus – Sejak akhir 2016, mahasiswa dari Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Universitas Padjadjaran (Unpad) hingga kini sedang gencar-gencarnya ngamen. Kok pada ngamen?
Rupanya mereka ingin ikut kompetisi internasional 54TH International Competition of Choral Singing 2017 Spittal an Der Drau, Austria.
Ngamen dilakukan di sejumlah area publik di Bandung, antara lain di Trans Studio Mal dan Car Free Day, Dago (Ir H Djuanda), Bandung, tiap akhir pekan. Tentu ngamen ala PSM Unpad berbeda dengan ngamen umumnya.
Mereka menyebutnya fundraising alias penggalangan dana. Setiap fundraising, mereka membawa banner bertuliskan maksud dan tujuan ngamen itu, sambil menjual totebag berisi CD PSM Unpad, merchandise, dan lain-lain.
Tentu saja fundraising itu dimeriahkan musik dan lagu yang disajikan personel PSM Unpad, sekaligus sebagai ajang latihan.
“Kita mulai latihan dan fundraising dari akhir Desember 2016. Sampai sekarang terus jalan,” kata Staf Kerja Sama Indonesia Kirana 2017, Tisya Amanda, saat berbincang dengan KabarKampus di Bandung.
Indonesia Kirana merupakan nama program PSM Unpad yang rutin digelar tiap tahun. Nah, Indonesia Kirana tahun ini akan mengikuti 54TH International Competition of Choral Singing 2017 Spittal an Der Drau.
Tentu saja, kata Tisya Amanda yang didampingi staf lainnya, Clara Cindy, target Indonesia Kirana 2017 adalah juara. Di kompetisi itu, sebanyak PSM Unpad akan mengirimkan 45 rombongan atau pemain.
Austria merupakan kiblat musik paduan suara Eropa sejak 50 tahun terakhir. Di Austria, PSM Unpad akan mengisi dua konser, yakni kompetisi paduan suara 6-9 Juli 2017, dan Konser Kebudayaan Indonesia Kirana di Kota Wina 11 Juli 2017.
Dikutip dari laman resmi kompetisi, www.chorbewerb-spittal.at, PSM Unpad tercatat sebagai satu-satunya paduan suara dari Indonesia. PSM Unpad disebut peserta dari Indonesien, Padjdjaran University Choir, West Java, dengan Dirigent Arvin Zeinullah.
Laman itu juga mencatat, ada 9 negara lainnya yang mengirimkan kelompok paduan suaranya, diantaranya USA, Belanda, Hongkong, dan Irlandia.
Clara Cindy menambahkan, seleksi mengikuti kompetisi tersebut sangat ketat.
“Tiap tahunnya hanya ada 10 paduan suara terpilih dari banyak paduan suara pendaftar di seluruh dunia,” kata Clara. []