Jumat (10/6/2017) sore, kampus Unpad, Jalan Dipatiukur, terdengar piano yang mengiringi vokal perempuan, seperti menyanyikan lagu opera. Pria di balik piano ialah Arvin Zeinullah, pelatih utama Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjajaran (PSM Unpad).
Sedangkan perempuan yang berlatih vokal adalah salah satu anggota PSM Unpad yang akan mengikuti 54TH International Competition of Choral Singing 2017 Spittal an Der Drau, Austria, yaitu kompetisi paduan suara kelas dunia.
Mahasiswi tersebut sedang les privat untuk mematangkan kemampuan olah vokal, bagian dari program latihan anggota PSM Unpad dalam menghadapi kompetisi. Namanya juga anggota paduan suara, tentulah kemampuan vokal yang utama.
“Ada saatnya ketika anggota harus privat, belajar musik sama guru yang sudah diarahkan,” jelas Arvin Zeinullah, saat ditemui Kabar Kampus di sela latihannya.
Arvin Zeinullah juga konduktor Paduan Suara Mahasiswa Unpad untuk Spittal an Der Drau. Di bawah kepemimpinannya, PSM Unpad menjadi satu-satunya kelompok paduan suara di Indonesia yang lolos kompetisi paduan suara dunia itu. Mereka berhasil seleksi awal berupa penelusuran sejarah dan prestasi PSM Unpad.
Untuk diketahui, setiap kompetisinya, Spittal an Der Drau hanya menseleksi 10 peserta dari berbagai negara belahan dunia. Sehingga PSM Unpad akan berkompetisi dengan 9 negara lainnya antara lain USA, Hongkong, dan negara-negara Eropa yang umumnya sudah lama memiliki tradisi paduan suara.
Meski sudah malang melintang di berbagai kompetisi paduan suara dalam dan luar negeri, PSM Unpad baru kali ini bisa ikut Spittal an Der Drau. Untuk mengikuti kompetisi itu, Arvin Zeinullah menyebut PSM Unpad sudah melewati berbagai tahap persiapan, termasuk menggelar prakonser di Jakarta dan Bandung, sebelum berangkat ke Austria setelah lebaran atau 30 Juni 2017.
“Persiapan kita sudah dilakukan sejak awal tahun 2016 kemarin, dimulai dari menyiapkan tim, menseleksi anggota terbaik,” terang Arvin Zeinullah.
Nantinya, di Austria mereka akan menggelar dua konser, yakni kompetisi paduan suara 6-9 Juli 2017, dan Konser Kebudayaan Indonesia Kirana di Kota Wina 11 Juli 2017. Mereka juga akan memperkenalkan keragaman budaya Indonesia. Terlebih, dalam kompetisi mereka membawa nama Indonesia. Panitia kompetisi mencatat PSM Unpad sebagai peserta dari “Indonesien, Padjdjaran University Choir, West Java”, dengan Dirigent Arvin Zeinullah.
Arvin Zeinulla optismis PSM Unpad bisa memberikan yang terbaik sekaligus membawa nama Indonesia di ajang internasional. Terlepas apakah hasilnya nanti juara atau tidak, ia menegaskan mengikuti kompetisi tersebut sangat bermanfaat bagi anggota PSM Unpad untuk bisa memetik pengalaman berharga yang nantinya berdampak pada perkembangan musik paduan suara di Indonesia.
Arvin Zeinulla sendiri tidak asing dengan kompetisi internasional. Dikutip dari unpadchoir.com, ia mulai melatih PSM Unpad sejak 2001. Sederet prestasi sudah ia raih, antara lain mengantarkan PSM Unpad meraih Juara 1 Kategori Perti/Umum dalam FPS ITB tahun 2002.
Ia juga conductor terbaik dalam 59th International Contest of Habanera and Polyphony di Torrevieja, Spanyol. Sejak 2003, ia melatih PSM IPB Agria Swara sejak tahun 2003 dan mengantarkannya meraih Gold Diplome pada Kategori Folklore dan Silver Diplome pada Mixed Choir dalam 4th International Johannes Brahms Choir Festival and Competition di Wernigerode, Jerman tahun 2005.
Pada 2009, Arvin berhasil membawa PSM IPB Agria Swara meraih Golden Diplome (Juara Umum) Kategori Mixed Choir, Golden Diplome dan Juara II Kategori Equal Choir, dan City of Rimini Choral Prize pada Rimini International Choral Competition di Rimini, Italia. Selain itu, Arvin pun meraih penghargaan khusus sebagai The Best Conductor dalam kompetisi tersebut.
Dan masih banyak lagi penghargaan yang diraih Arvin bersama Unpad. Uniknya, saat masuk Unpad ia memilih Fikom, bukan ilmu musik mengingat Unpad tidak memiliki jurusan musik. Baru ketika pendidikan master ia menekuni bidang musik di Universitas Pendidikan Indonesia.
Meski kuliah di Fikom Unpad, sejak awal ia sudah bergabung dengan PSM Unpad. Hobinya pada musik sudah muncul sejak kecil. Di usia SMA ia sudah pandai bermain keyboard, kemudian memperdalam piano.[]