Penulis : ZieViz
Berkarya bisa dengan modal apapun. Termasuk dengan modal berbahasa. Seperti yang dilakukan oleh Ray Vivaldy Panjaitan, mahasiswa semester dua Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).
Meski baru menginjak semester dua, ia telah memperoleh berbagai penghargaan dalam lomba debat bahasa Inggris di Indonesia. Gelar juara yang pernah diraihnya diantaranya adalah juara 1 USU English Debate Workshop/ English Debate Competition 2016, juara 1 English Speech Competition in Millenium ICT Center 2016. Ia juga pernah mengikuti ALSA (Asian Law Student Association) di UNPAD 2016.
Kemudian prestasi lainnya adalah juara 1 IEC (International Education Center) Debate Open In Novice Category 2017, dan 3rd The Best Speaker di SOVED (Sumatera Overland Varsity Debate) yang diadakan di Padang pada tanggal 27-30 April 2017 kemarin.
Mahasiswa yang akrab disapa Ray ini merupakan mahasiswa kelahiran Medan 24 Maret 1998. Ray mengaku, ia mulai berlajar bahasa Inggris sejak di bangku Sekolah Dasar. Ditambah dengan les private dan belajar secara otodidak di rumah.
Keinginan Ray untuk memperdalam bahasa Inggris tidak sampai di sana, saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Ray juga membentuk organisasi English Club di sekolahnya. Selanjutnya kemampuannya tersebut dilengkapi saat duduk di bangku kuliah.
Saat kuliah Ray masuk dalam organisasi USD (USU Society for Debate). Dari sanalah Ray sering mengikuti kejuaraan debat bahasa Inggris dan memperoleh juara dalam ajang tersebut.
“Belajar khusus sih gak terlalu dipatokkan, paling aku sering buka-buka note, file-file dan liat-liat video debat,” kata Ray menjelaskan bagaimana ia belajar debat bahasa Inggris.
Selain itu menurut Ray, dalam belajar, ia tidak memberi patokan waktu berapa lama ia belajar. Membaca bukupun tak lama.
Ray mengaku bercita-cita ingin menjadi Duta Besar Prancis. Jadi selain mempelajari Bahasa Inggris, Ray juga saat ini sedang belajar bahasa Prancis. Ia mempelajarinya dengan cara sederhana yakni sering melihat video di Youtube dan sering mendengarkan lagu-lagu Prancis.
Cita-cita Ray tersebut termotivasi dari kegemarannya dengan budaya Prancis, kota dan juga bahasanya. Walau baginya, belajar bahasa Prancis itu susah, tetapi jika ada kemauan untuk belajar tentu saja pasti bisa.
Begitulah Ray, tidak pernah tidak akan berhenti belajar untuk mengejar cita-citanya.[]