Kualitas ikan yang kurang segar rupanya menjadi salah satu penyebab anjloknya harga ikan. Salah satu penyebabnya, adalah pemanfaatan pendingin atau termos es yang kurang maksimal. Sehingga ikan yang berada di dalam pendingin mudah layu.
Kondisi ini mendorong sebanyak lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya merancang sebuah pendingin ikan tenaga matahari. Inovasi yang mereka buat, tidak hanya mampu menghemat energi, namun juga mampu mendinginkan ikan secara maksimal.
Para mahasiswa ini adalah mahasiswa Departemen Teknik Elektro yaitu Muhammad Adam, Rizki Mendung, Ariefianto , Akhmad Rizal Jiwo Prakorso, Andika Mada Rachmanto, dan Muhammad Amirul Haq. Karya mereka telah mendapatkan dana hibah dari Kemenristekdikti untuk Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC).
Muhammad Adam ketua tim menjelaskan, pendingin yang mereka buat berupa termos es. Namun bukan pendingin biasa, karena memanfaatkan tenaga matahari dan grid sebagai sumber listrik untuk disuplai ke termoelektrik. Sehingga tak butuh energi banyak karena sumbernya adalah matahari.
Cara kerja inovasi ini, jelas Adam, setelah mengonversikan matahari menjadi listrik, kemudian energi tersebut disimpan dalam baterai yang akan dialirkan ke THC dan ditampilkan pada layar LCD. Dari sistem yang menyerap panas termoelektrik kemudian suhu dingin dalam box tercipta. Suhu pada sisi dingin termoelektrik semakin menurun hingga 6,8 kali dari sistem termoelektrik biasa.
Dari hasil pengujian photovoltaic, alat ini mampu menghasilkan energi sebesar 272,9 Wh. Kualitas ikan dapat terjaga selama 1,5 jam.
“Jika menggunakan energi matahari, termos es bisa menjaga kualitas kesegaran ikan selama 1,5 jam sedangkan jika menggunakan listrik PLN dapat menjaga kesegaran ikan selama listrik menyala,” ucap mahasiswa angkatan 2013 tersebut.
Jika dibandingkan dengan pendingin konvensional, termos es ini mampu mempertahankan suhu referensi 13 derajat Celcius. Sehingga menghemat daya 43,41 persen energi listrik selama penyimpanan.
“Keunggulan utama dari termos es ini ialah kontrol suhu otomatis, pilihan mode, hybrid berat dan dilengkapi dengan sistem ionizer. Keunggulan lainnya adalah adanya sistem pengontrol suhu otomatis, pengukuran massa, proteksi bakteri dan mode suplai energi dari grid” jelas Adam.
Adam dan tim berharap dengan alat ini, produk ikan yang dihasilkan lebih sesuai dengan standar SNI. Namun tak berhenti di sana, selain bisa mengawetkan ikan, termos ciptaan mereka juga dapat digunakan untuk menyimpan buah, sayur, dan daging segar. Sehingga bisa hemat listrik.[]