MSN
YAP, bahkan keajaiban alam paling terkenal di duniapun tak dapat dipastikan keberlangsungannya akan abadi.Tempat-tempat luar biasa ini bisa saja rusak atau berubah karena erosi, perubahan iklim atau bahkan menjadi korban dari popularitasnya sendiri.
Salah satu tempat yang saat ini menjadi sorotan utama adalah Preikestolen atau Batu Pulpit yang terletak di Norwegia. Tebing setinggi 1.982 kaki yang seperti melayang di atas Lysefjord di Pantai Barat Rogland menurut para ahli geologi beresiko runtuh ke Fjord dan hilang untuk selamanya.
Menurut survei geologi lokal yang dilakukan oleh Geologi Norwegia (NGU) telah terjadi kesenjangan sekitar setengah meter pada formasi tebing yang begitu terkenal itu.
Hal ini telah menjadi kepedulian sejak lama, mengingat batu ini pertama kali ditemukan pada tahun 1930. Telah dipasang beberapa baut pada batu karang untuk memastikan perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun. Pada bulan Mei 2017, terjadi indikasi terbentuknya peningkatan celah yang siginifikan dalam 20 tahun terakhir.
Untuk saat ini, para ahli menjelaskan tak ada alasan untuk panik. Meski begitu, mereka akan mulai mempelajari Batu Pulpit kuno ini secara lebih mendalam. Direncanakan untuk melakukan 3D model tebing dengan mengambil lebih banyak aerial foto dari helikopter.
Sebagai salah satu destinasi hits Norwegia, tempat ini telah lama menjadi incaran banyak orang. Pemandangan dari atas sini yang dapat membuat pusarmu bergidik memang kerap dibandingkan dengan Grand Canyon.
Dari sebuah survey, setidaknya ada sekitar 300.000 pengunjung pada tahun 2016. Maka apa arti pelebaran celah ini bagi mereka yang berharap untuk mendaki formasi batu ini dalam waktu dekat? Untuk saat ini tidak banyak.
Marina Bohme, seorang peneliti dari NGU mengatakan kepada kantor berita Norwegia Stavanger Aftenblad bahwa bisa saja itu alarm palsu.
“Kami berasumsi bahwa Preikestolen belum bergerak sampai saat ini, namun akan segera dipasang alat untuk medeteksi pergerakan ini. Kami juga akan melakukan monitoring langsung ke sana dari waktu ke waktu,” ungkap Marina Bohme.
“Jika kami menemukan munculnya bahaya runtuh akan lebih tepat untuk mengukur alat ukur permanen di sana.”
Selain batu yang seakan melayang ini, pegunungan di sekitar juga tak akan lolos dari pantauan. Kalau-kalau terjadi runtuhan dan menyebabkan munculnya gelombang pasang.
Seperti banyak tempat indah di dunia ini, jumlah pengunjung yang datang ke tebing ini setiap tahunnya kian meningkat. Tentu saja isu ini tidak terlalu eksklusif tapi cukup mengkhawatirkan.
Norsk Friluftsliv, salah satu organisasi pencinta alam telah meminta pemerintah untuk menentukan jumlah turis yang boleh melakukan trekking tempat-tempat populer dan tempat-tempat wisata lain seperti Preikestolen dan Trolltunga (Troll Toungue) yang terletak di daerah Hordaland.
Sebagai pembanding, selama tahun 2016 ada 34 kasus penyelamatan di preikestolen karena pejalan kaki yang kurang berpengalaman. Ya kekuatan alam kadang kala brutal dan tak dapat diprediksi. Sama halnya seperti jendela Azure Malta yang baru-baru ini runtuh ke lautan setelah badai berat bisa dijadikan indikasi tidak ada yang dapat menjamin berapa lama lagi kita bisa memanjat, mengagumi atau melakukan selfie di atas Preikestolen.
Dengan kata lain, ada sedikit alasan untuk tidak mengunjungi formasi batu spektakuler ini. Seandainya Anda tetap ingin mengunjunginya bersikaplah dengan layak. []