NEW YORK TIMES
Serangan Teroris terburuk dalam satu dekade terakhir melanda Barcelona pada Kamis 17 Agustus 2017 silam. Sebuah mobil van putih dengan kecepatan tinggi melaju di salah satu jalan terkenal Las Ramblas dan menabrak orang-orang yang sedang menikmati sore.
Insiden ini menyebabkan 13 orang tewas dan setidaknya ada 80 orang yang berdarah di trotoar jalan.
Beberapa jam sesudahnya, Polisi Catalan mengatakan bahwa mereka menggagalkan serangan dari kendaraan kedua di kota Cambrils, 70 mil ke arah Selatan dan menembak 4 orang secara fatal. Orang kelima selanjutnya meninggal karena luka.
Para tersangka tampak memakai sabuk peledak, meskipun ternyata ditemukan sabuk tersebut adalah palsu. Berdasarkan keterangan piha kepolisian Catalan sebanyak enam warga sipil dan satu petugas polisi terluka dalam insiden ini.
Serangan di Barcelona ini adalah serangan keenam dalam beberapa tahun terakhir yang menggunakan kendaraan sebagai senjata berbahaya untuk menyerang kota-kota di Eropa.
Polisi mengepung Plaza de Cataluna dan Las Ramblas yang terletak di jantung kota Barcelona yang merupakan tujuan wisata. Tiga orang ditangkap, termasuk seorang pria Maroko yang dokumen identifikasinya digunakan untuk menyewa mobil van tersebut. Polisi Barcelona belum menemukan supir yang berjalan zig zag di Las Ramblas itu. Menurut saksi mata, sopir ini melarikan diri dengan berjalan kaki.
ISIS dengan serta merta telah mengakui bertanggung jawab dengan serangan yang telah menghancurkan suatu sore yang damai di kota paling indah di Eropa. Presiden Trump dan negara-negara barat lainnya dengan segera mengutuk serangan yang digambarkan sebagai kekacauan besar dan membuat semua orang berlarian dan berteriak-teriak histeris.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 17.30 waktu setempat, terlihat dirancang untuk menabrak sebanyak mungkin orang. Whitney Cohn, seorang guru matematika dari Montebello NY sedang berjalan-jalan di mal bersam sumi dn kedua putrinya, keluarga ini bercerita bagaimana van itu datang menabrak kerumunan orang, dan orang-orang terpental ke kiri dan kanan seperti boneka bersama dengan teriakan dan jeritan yang memecah di udara.
Di antara para korban ini, salah satu yang terparah dialami oleh salah seorang gadis berumur 6 tahun mengalami pendarahan otak. Saat ini sedang mengalami perawatan di Rumah sakit Vall Hebron Universitas.
Major Josep Liuis Trapero, seorang pejabat polisi senior di wilayah Catalonia Spanyol dalam sebuah konferensi pers mengatakan bahwa polisi dengan menyelidiki hubungan antara serangan van dan ledakan gas yang sebelumnya terjadi di Alcanar, yang telah menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya.
“Itu jelas sebuah teror yang bertujuan untuk membunuh sebanyak mungkin orang” ujar Mayor Trapero.[]