More

    Tips Menghindari Penyakit DBD dari Dokter FK Unpad

    Di Indonesia penyakit demam berdarah dangue (DBD) terjadi sepanjang waktu, tidak lagi tergantung musim. Namun yang harus diwaspadai, nyamuk pembawa virus DBD bakal mudah berkembang terutama di musim panas yang disertai hujan.

    Nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus Zika. (Credit: ABC licensed)

    “Sekarang ini yang paling rawan yang hujannya tidak tiap hari. Dan kelembaban udara juga menyenangkan sekali bagi nyamuk untuk berkembang biak,” kata Dr. Djatnika Setiabudi, dr., Sp.A(K)., MCTM, dokter spesiali anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, kepada KabarKampus.

    Menurutnya, di musim hujan justru potensi nyamuk DBD bisa berkurang secara alami. Alasannya, telur-telur nyamuk akan hanyut terbawa air. Beda dengan hujan yang terjadi di musim kemarau, di mana genangan-genangan air akan menjadi lokasi nyaman bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak.

    - Advertisement -

    Salah satu cara mengantisipasi berkembangnya nyamuk di musim kemarau ini, ialah dengan melakukan kerja bakti yang tujuannya membersihkan genangan air di lingkungan, di kosan, di talang, kaleng bekas, pot kembang, dan lainnya.

    Perlu diingat, kata Djatnika Setiabudi, bahwa nyamuk penyebar virus DBD menyukai air bersih. Pembawa virus ini bukan hanya nyamuk Aedes aegypti saja, tetapi masih ada nyamuk lain yang memiliki potensi sama, yaitu nyamuk Aedes albopictus.

    “Jadi nyamuk terkenal menularkan virus DBD ada dua, yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,” sebut Djatnika Setiabudi.

    Nyamuk Aedes aegypti berbeda dengan nyamuk malaria. Dia lebih suka tinggal di genangan air bersih sekitar rumah. Nyamuk betinanya biasa menghisap pada siang hari, antara pagi sampai sore.

    Sedangkan nyamuk Aedes albopictus lebih suka di genangan air yang ada di luar rumah, misalnya di semak-semak, pelepah pepohonan, dan lain-lain.

    Kedua nyamuk tersebut sama bahayanya jika menggigit manusia. Virus yang ditularkannya akan menimbulkan demam, biasanya 4-7 hari dari mulai gigitan. Efeknya demam tinggi terus menerus disertai sakit badan, otot, dan persendian.

    Jika parah, sakit tersebut akan disertai nyeri perut dan ulu hati, kemudian mual dan muntah.

    “Kalau diperiksa darahnya akan terjadi pengentalan darah dan trombiosit yang turun. Makanya kalau lewat 2×24 jam panasnya enggak turun-turun, itu sebaiknya dicek saja darahnya,” kata Djatnika Setiabudi. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here