BANDUNG, KabarKampus – Oktivianus Kadja, sebagai orang tua mengaku bangga dengan prestasi anaknya Grandprix Thomryes Marth Kadja, sebagai Doktor termuda di Indonesia. Sesuai namanya, Grandprix memang diharapkan bisa secepat mobil yang beradu di lintasan balapan Formula 1.
Menurut pria asal Kupang ini, anaknya tersebut memang dilatih disiplin sejak kecil. Mulai dari menyetrika, masak, hingga berangkat ke sekolah dilakukan sendiri.
“Bahkan petugas sekolah belum buka pintu, dia sudah berada di sekolah,” kata pria berusia 53 tahun ini.
Semuanya, kata Oktavianus, sudah terlihat sejak kecil. Dia disiplin belajar dan memanfaatkan waktu dengan baik.
“Grandprix juga memberika les kepada anak-anak waktu dia SMA,” ungkap pria 53 tahun tersebut.
Begitu juga kata Yane Kadja, Ibu Grandprix. Ia menceritakan, anaknya tersebut sejak kecil juga memang menonjol. Dari SD hingga SMP, dia selalu juara kelas. Kemudian ketika SMA, Grandprix dimasukkan dalam kelas akselerasi.
Namun ketika umur tiga tahun, perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai PNS ini, memberikan bacaan kesukaan anaknya, yaitu Majalah Bobo dan Sincan. Baginya Sincan sengaja diberikan, karena dia nakal, tapi Pintar.
“Saya membelikan Sincan sampi seri ke sekian. Hanya buku Sincan itu,” ungkap Yane.
Hal lainnya kata Yane, yang menjadi kebiasaaan Grandprix adalah menyelesaikan kegiatan sekolah dan kampus hanya di kampus atau sekolah. Sehingga di rumah dia santai.
“Makanya saya tidak pernah melihat Grandprix nampak belajar pegang buku. Hanya buku Sincan itu” kata Yane.
Grandprix lulus sebagai Doktor Kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam usia 24 tahun. Sekaligus meraih penghargaan Rekor Muri sebagai Doktor Termuda Indonesia.[]
