GRESIK, KabarKampus – Kapal Rumah Sakit Terapung (RST) yang diberinama “Ksatria Airlangga” melakukan perjalanan perdana dari Galesong, Kab.Takalar, Sulawesi Selatan menuju Pelabuhan Gresik, Jawa Timur. Kapal yang diinisiasi alumni Fakultas Kedokteran dan Universitas Airlangga ini berangkat pada hari Sabtu, 09 September dan tiba pada hari Jumat, 15 September 2017.
Kapal Rumah Sakit Terapung merupakan kapal Phinisi berukuran 27 meter dengan lebar 2 meter. Kapal ini dibangun di salah satu bengkel kapal di Makassar.
”Alhamdulillah, selama dalam perjalanan enam hari kami tidak mengalami kendala berarti. Mesin kapal, walau ini mesin baru, tidak ada masalah,” kata Mudasir, Kapten Kapal RST “Ksatria Airlangga” di laman Unair.
Hanya saja, menurutnya, mereka tidak berani memaksimalkan kecepatan antara 9-11 Knot/Jam, tetapi hanya sekitar 70% saja antara 6-7 Knot/jam. Hal itu karena kapal ini masih inreyen alias masih baru.
Sejak lepas pantai di Galesong hingga di Gresik, kapal RST ini tidak singgah ke dermaga manapun. Mereka berlayar membawa bekal bahan bakar solar sebanyak 4.000 liter hingga Gresik dengan sisal solar 1.000 liter.
Mudasir mengaku, satu-satunya hambatan yang dialami selama perjalanan adalah sehari setelah lepas pantai. Kapal terombang-ambing relatif keras. Ini akibat guncangan ombak besar setinggi antara 2-3 meter. Akibatnya, tiang layar di bagian belakang kapal sampai jatuh.
”Beruntung belum dipasangi layar, sehingga kerusakan lebih kecil,” tambah Mudasir.
Ia membenarkan ciri khas kapal phinisi adalah layarnya. Ada di bagian depan dan bagian belakang. Tiadanya layar dalam perjalanan perdana ini memang sesuai kesepakatan, sebab pembuatan layar baru akan dilengkapi setelah sandar di Gresik, sekaligus melengkapi peralatan medis rumah sakitnya.[]
