BANDUNG, KabarKampus – Sebanyak 50 Awak Mobil Tangki (AMT) pertamina melakukan longmarch jalan kaki dari Bandung menuju Jakarta. Longmarch ini dimulai dari depan Gedung Sate Bandung, Jumat sore, (13/09/2017).
Aksinya ini dilakukan dengan berdandan ala Zombie dengan pakaian compang-camping penuh darah. Rencananya mereka akan menempuh pejalanan selama tujuh hari melalui Cimahi, Padalarang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan menuju Istana Negara, Jakarta.
Nuratmo, Ketua AMT menjelaskan, kostum zombi yang mereka kenakan sebagai ungkapan matinya hukum di Indonesia. Hal tersebut karena, penegakan hukum di Indonesia mandul.
Sebelumnya, kata Nuratmo, nota pemeriksaan suku dinas tenaga kerja Jakarta Utara pada September 2016 sudah menyimpulkan para buruh transportasi pertamina menjadi karyawan tetap, bukan outsourcing. Bahkan Kementerian Tenaga Kerja juga sudah merekomendasikan pembekuan vendor-vendur di Pertamina seperti Patra Niaga dan PT.Elnusa Petrofin.
“Namun, produk-produk hukum itu seperti kehilangan taringnya. Alih-alih menaati hukum, Pertamina malah melakukan PHK massal terhaap buruh. Bahkan angkanya tembus 1.095 orang,” kata Nuratmo.
Selain itu tambah Nuratmo, kostum Zombie yang mereka kenakan menggambarkan angka kecelakaan kerja buruh tangki mobil yang tinggi. Namun mereka bekerja justru dalam sistem outsourcing tanpa mendapatkan BPJS.
Belum lagi ungkapnya, resiko kecelakaan kerja yang tinggi, diakibatkan sistem kerja yang tanpa lembur. Mereka bisa kerja hingga 12 jam per hari.
Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut, Nuratmo yang mewakili buruh AMT mendesak agar Pertamina membatalkan PHK dan mengangkat mereka menjadi karyawan tetap. Selain itu, ia juga meminta agar outsourcing dihapuskan dan Pertamina memberlakukan delapan jam kerja serta menerapkan upah lembur.
“Bayarkan iuran BPJS crew AMT agar tidak ditolak di rumah sakit dan bayarkan pesangon dan upah proses ke semua pensiunan crew AMT, CS, dan petugas Krani, serta hak cuti taunan pada seluruh crew AMT,” pinta Nuratmo.
Dalam menjalankan aksinya AMT didukung oleh gerakan buruh seperti Konfederasi KASBI, Konfederasi Serikat Nasional, Federasi Pekerja Industri, Serikat Pekerja Pos Indonesia, dan sebagainya. Semetara dari elemen masyarakat seperti LBH Bandung dan Jakarta, Federasi Mahasiswa Kerakyatan, Serikat Mahasiswa Indonesia, HMI, dan sebagainya.[]