MEDAN, KabarKampus – Masuknya tentara ke dalam kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) amat disayangkan mahasiswa UMSU. Karena bagi mereka kampus bukanlah wilayah perbatasan yang harus di jaga tentara.
Sejumlah tentara tersebut terlihat saat pihak rektorat membubarkan mahasiswa di sekitar Biro Umum UMSU pada hari Selasa, (23/10/2017. Saat dibubarkan, mahasiswa sedang duduk menunggu rekan sesama mahasiswa yang tengah diinterogerasi pihak kampus terkait pembakaran kerak telor di Sekretariat BEM Fakultas Teknik UMSU.
Fahri, mahasiswa Fakultas Teknik UMSU menjelaskan, saat itu, mereka tengah menunggu teman mereka bernama Teguh yang sedang dinterogerasi terkait pembakaran kerak telor di Sekretariat BEM FT Teknik. Namun saat makan siang di sana, tiba-tiba sejumlah Satpam datang ingin mensterilkan tempat tersebut dari mahasiswa. Kemudian diikuti oleh Sekretaris Rektor dan Wakil Rektor III.
“Karena kami adalah mahasiswa UMSU, jadi kami pertanyakan kenapa kami dilarang duduk disana. Kemudian mereka menjawab spontan, bahwa pengusiran mahasiswa tersebut adalah instruksi PP Muhammadiyah,” kata Fahri kepada Kabarkampus, Jumat, 27/10/2017.
Kemudian dari sanalah kata Fahri, mahasiswa adu mulut dengan pihak rektorat. Bahkan pihak rektorat juga mengatakan, akan mengamankan mahasiswa bila tidak mau dibubarkan.
Namun dalam upaya membubarkan mahasiswa tersebut, pihak rektorat tak sendiri. Mereka didampingi oleh tentara berseragam. Ketika itu jumlahnya ada empat orang.
Fahri sendiri tak faham mengapa kampus menghadirkan tentara untuk menhadapi mahasiswa. Namun baginya tak sepantasnya ada tentara di kampus.
“Bukan tugas TNI mengamankan kampus. Kalau secara fisik dengan mahasiswa juga tidak imbang,” kata Fahri.[]
