BANDUNG, KabarKampus – Tertangkapnya sebanyak 25 joki ujian psikotes calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Bandung (Unisba), menganggetkan Prof.Dr. Ieva B. Akabar, dr., AIF., Dekan FK Unisba. Hal tersebut karena, selama lebih 50 tahun bergelut di dunia pendidikan kedokteran, belum pernah ia mendapati joki sebanyak itu.
“Saya pernah memegang Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Ahmad Yani, Universitas Lampung dan Maranatha kejadian seperti ini belum pernah terungkap. Selain itu belum ada juga yang sebanyak ini,” kata Prof Leva dalam konferensi pers yang digelar di Rektorat Unisba, Rabu, (23/05/2018).
Menurutnya, perjokian atau masalah calo memang dapat terjadi di mana saja. Namun ia dapat memahami bila itu terjadi dalam ujian penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran. Karena masuk FK susah.
“Kami mempertahankan kualitas input dengan seleksi yang ketat,” ungkap Prof Leva.
Tak hanya input, lanjut Prof Leva, pendidikan kedokteran di Unisba ada proses dan output yang juga ketat. Angkatan pertama FK Unisba lulus seratus persen. Namun selanjutnya persentasi kelulusannya menurun yakni 94 persen atau rata-rata 13 orang yang tidak lulus.
“Seperti tahun lalu, kami terpaksa men-DO cukup banyak. Yang tidak lulus ada sekitar 13 mahasiswa,” kata Prof Leva.
Ia menjelaskan, hal ini karena di kedokteran yang tidak berkualitas pasti tersisih. Oleh karena itu mahasiswa kedokteran akan rugi bila hanya mengandalkan uang.
“Di Kedokteran Unisba tidak hadir 20 persen saja tidak boleh mengikuti ujian. IPK lulus minimal 2.75. Namun untuk ke depan IPK lulus harus minimal 3.0,” tutur Prof Leva.
Saat ini jumlah kuota penerimaan mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Unisba adalah sebanyak 200 calon mahasiswa. Sementara total kuota calon mahasiswa kedokteran yang ditetapkan pemerintah untuk seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia adalah sebanyak 10 Ribu calon mahasiswa.[]
