BANDUNG, KabarKampus – Sebanyak 25 orang tertangkap tangan menjadi joki dalam ujian psikotes penerimaan mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Unisba pada hari Sabtu, (19/05/2018). Saat ini dari 25 orang yang tertangkap menjadi joki, empat diantaranya telah diserahkan kepada Polrestabes Bandung.
Keempat orang yang telah diserahkan ke Kapolrestabes Bandung diketahui merupakan mahasiswa. Tiga diantaranya berasal dari Jawa Tengah dan satu orang berasal dari Jakarta.
Indri Utami Sumaryanti, Koordinator Psikotes PMB Unisba mengatakan, pada awalnya, ia mendapatkan laporan sebanyak tiga orang diketahui joki dalam ujian di FK Unisba. Namun ketika itu ia tidak curiga, karena bila ada joki ujian, ia langsung mengeluarkan pelaku dari ruang ujian.
“Saya pikir cuma satu dua, jadi ngga usah ngelapor. Namun saat mengecek tempat ujian yang lain di Jalan Rangga Gading, saya menemukan joki lagi. Dan data yang saya dapat tidak seperti sebelumnya,” kata Indri ditemui di Kampus Unisba, Rabu, (23/05/2018).
Bawa Dokumen Lengkap Calon Mahasiswa
Menurutnya, bila sebelumnya joki dengan cepat mengaku dan bisa langsung dikeluarkan. Kali ini mereka berusaha bertahan. Ketika mereka diminta KTP justru menyerahkan dokumen lengkap peserta ujian.
“Kalau tahun sebelumnya si joki ngaku, ngegantiin keluarganya di luar kota yang ngga bisa ikut ujian. Tapi tahun sekarang, kekeuh pingin tetep disitu. Kemudian ketika ditanya kartu identitas, dia malah menyerahkan satu map lengkap foto kopi kartu keluarga, akte kelahiran, keterangan sudah lulus, dan rapor SMA,” ungkap Indri yang merupakan Kabag Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Unisba.
Indri menjelaskan, kelengkapan dokumen tersebut justru membuat dirinya curiga. Ia pun mencoba meminjam hape mereka diindikasi joki tersebut untuk mengomfirmasi identitas mereka. Namun tidak diberikan.
“Dari situ saya bilang, kalau kamu ngga mau ngasih hape silahkan keluar. Akhirnya dia riweh dan mengatakan mau telepon Bapaknya dan kekeuh pingin tetap mengikuti ujian. Tapi ngga saya biarin,” tambah Indri.
Tak Bawa KTP
Indri menjelaskan, hampir semua peserta yang terindikasi joki, tidak dapat menunjukkan Kartu Tanda penduduk. Selain membawa dokumen calon mahasiswa, mereka juga membawa surat keterangan Disdukcapil dan juga membawa kartu pelajar SMA.
Indri menemukan, peserta ujian hanya memberikan kartu pelajar. Ketika itu kartu pelajar yang diberikan agak blur.
“Tapi kartu pelajar yang agak blur itu menggunakan foto joki yang tidak sama dengan foto pada absen,” ungkap Indri.
Bawa Surat Palsu Dari Diskdukcapil
Selain membawa berkas lengkap. Indri juga mendapati si Joki membawa surat dari Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil dengan alamat palsu.
Ketika itu, menurut Indri, ia meminta kartu identitas peserta yang datang terlambat. Namun si peserta justru memberikan surat dari Dinas Pendudukan dan Pencatatan Sipil satu lembar dari Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan sebagai penganti E-KTP.
“Waktu itu saya curiga, akhirnya saya minta staf untuk googling, apakah, Disdukcapil formatnya sama seperti yang dimiliki peserta tersebut. Namun setelah dikonfirmasi, alamat kantor Disdukcapil dan nama pejabat yang menandatanganinya berbeda. Dan akhirnya saya minta dia keluar,” jelas Indiri.
Menurut Indri, modus seperti ini banyak. Rata-rata bukan di Ibu Kota. Pihaknya mendapatkan mereka diantaranya membawa surat dari Karawang, Tasik Malaya dan Purwakarta. Selain itu foto pada surat keterangan Disdukcapil, fotonya menggunakan foto joki, namun identitasnya adalah peserta ujian.
“Ini sudah jelas saya pulangin,” terang Indri.
Dari temuan Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Unisba terdapat 25 orang yang terindikasi sebagai joki. Pihak Unisba menduga, para joki tersebut merupakan jaringan perjokian di Indonesia. Karena dari transkrip percakapan pelaku, mulai dari penginapan, transportasi, dan akomadasi selama di Bandung telah ditanggung oleh koordinator para joki.[]