More

    Karangan Bunga “Selamat Datang di Kampus Radikal” Sambut Menristek Dikti di ITB

    Karangan bunga dari KM ITB di depan Kampus ITB, Bandung, Rabu, (04/07/2018). Dok. Ahmad Wali Radhi

    BANDUNG, KabarKampus – Kehadiran Mohamad Nasir, Menteri Riset Teknologi dan Pendidkan Tinggi ke Institut Teknologi Bandung (ITB) disambut dengan karangan bunga dari Keluarga Mahasiswa ITB di depan Kampus ITB. Karangan bunga tersebut bertuliskan “Selamat Datang di Kampus Radikal” disertai dengan link bit.ly/diktijanganmendikte.

    Kehadiran M. Nasir di ITB adalah untuk menerima penghargaan Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dari ITB di di Aula Barat Kampus ITB Jl. Ganesa No. 10, Bandung, Rabu (4/6/2018). Selain M. Nasir, ada sebanyak 30 orang lainnya yang menerima penghargaan dari ITB dalam rangka Peringatan 98 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia (PTTI) tersebut.

    Ahmad Wali Radhi, Ketua KM ITB mengatakan, karangan bunga tersebut adalah sebuah penegasan, KM ITB memiliki sikap mengenai persoalan pendidikan di Indonesia. Bahwa pendidikan di Indonesia dalam keadaan tidak baik-baik saja.

    - Advertisement -

    Salah satu yang menjadi perhatian KM ITB seperti pada karangan bunga adalah masalah pernyataan BNPT terkait tujuh kampus yang terpapar radikalisme. Bagi mereka, parameter radikalisme yang disebut BNPT tidak jelas. Sementara radikalisme, aktivisme dan terorisme itu berbeda.

    “Disinilah kami ingin mencerdaskan masyarakat. Apalagi di Perguruan Tinggi adalah tempat untuk berdialektika secara intelektual. Karena pada dasarnya kampus adalah tempat membahas segala hal dan ilmu, bahkan hal yang kontroversial,” kata Wali kepada KabarKampus.

    Inilah kata Wali salah satu yang ingin mereka suarakan. Sehingga tindakan represif terhadap aktivisme tidak dilakukan. Meskipun sejatinya tindakan yang mengancam kehidupan masyarakat sipil terancam harus diberantas secara tuntas.

    “Jangan sampai kebebasan dalam mengemukakan pendapat di muka umum, berdiskusi mengenai topik-topik tertentu, untuk memperlebar wawasan dan berpikir pun dihalang-halangi dengan tindakan represif dengan dalih pemberantasan gerakan radikal dan teror,” ungkap Wali.

    Selain menyoal radikalisme, KM ITB juga menyoal soal student loan dan menyoal uang kuliah tunggal. Semuanya tercantum dalam link google drive pada karangan bunga tersebut.

    Menurut Wali, adanya karangan bunga tersebut diharapkan bisa diketahui banyak pihak. Sehingga bisa menyadarkan banyak orang, bahwa kondisi pendidikan tinggi tidak dalam kondisi baik-baik saja.

    “Alhamdulillah banyak pihak yang mengapresiasi,” terang Wali.

    Wali dan kawan-kawan tak hanya memanfaatkan momen kedatangan Menristek Dikti tersebut dengan karangan bunga. Mereka juga menyerahkan kajian pencerdasan ketiga point tersebut langsung kepada Menristek Dikti.

    Namun sayangnya menurut Wali, ketika diajak diskusi, Menristek sering membelokkan dengan pembahasan yang lain. Bukan yang KM ITB harapkan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here