More

    Aplikasi SIMPELDes Jadikan Pemilihan Kepala Desa Lebih Modern dan Murah

    Tim perancang aplikasi SIMPELDes

    Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Negara Universitas Indonesia (FIA UI) mengembangkan sebuah aplikasi untuk pemilihan kepala desa. Aplikasi tersebut dinamakan SIMPELDes yaitu Sistem Informasi Pemilihan Umum Desa).

    Aplikasi SIMPELDes digadang-gadang menjadi platform baru untuk reformasi sistem informasi pada pemilihan umum (Pemilu) di Indonesia. Karena aplikasi ini dapat membuat pemilu lebih modern, paperless, efisien, efektif, real time dan lebih murah jika dibandingkan dengan sistem Pemilu Konvensional (Pemilu Langsung).

    Ketiga mahasiswa tersebut adalah Mujahidin Yusuf, Dyah Ayu Febriani, dan Nafisah Nadjib. Selain menjadikan pemilihan kepala desa lebih modern, aplikasi rancangan ketiganya juga dapat menjadi sarana edukasi masyarakat berbasis digital untuk mengurangi dan menyelesaikan permasalahan dalam Pemilu.

    - Advertisement -

    Ada lima fitur unggulan aplikasi SIMPELDes. Kelimanya meliputi Media informasi calon pemimpin (Daftar Riwayat Hidup, Track Record calon pemimpin (Pengalaman), voting elektronik (e-Voting), Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR).

    Fitur unggulan ini terintegrasi dalam layanan beri pendapat dan pendidikan politik. Sehingga dapat wadah serta peluang bagi masyarakat pemilih untuk dapat menyalurkan aspirasi serta melaporkan hal-hal yang merugikan masyarakat terkait dengan pemilihan kepala daerah/desa.

    Tak hanya itu, Aplikasi SIMPELDes juga mengusulkan fitur mobile voting. Pemilihan kepalda desa dapat melalui gawai dengan menggunakan Single Sign On (SSO) yang berarti satu pemilik NIK hanya dapat mengakses satu akun dan meminimalisir kecurangan dalam pemilu.  Aplikasi ini juga dirancang agar dapat diintegrasikan dengan aplikasi pemilu lainnya seperti Silon (Sistem Informasi Pencalonan), dan Sidalih (Sistem Informasi Daerah Pemilihan)

    Mujahidin ketua tim mengatakan, aplikasi SIMPELDes pada dasarnya dapat diterapkan pada beragam pesta demokrasi. Namun pada kesempatan ini mereka mencoba menerapkan pada pemilihan Kepala Desa yang memiliki IKP (Indeks Kerawanan Pemilihan Kepala Daerah/Desa) yang tergolong cukup tinggi, serta banyak kendala dan kecurangan berupa pemilih tidak terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap, Formulir C6 yang tidak disebar, Pemilih Ganda, Ghost Voter, Praktik Politik Uang, dan Petugas Tidak Netral.

    “Selain itu, kendala lainnya yang kerap terjadi di tengah masyarakat pemilih adalah belum mengenal sosok pemimpin serta calon kepala desa yang mereka pilih, keterbatasan informasi serta pengetahuan menjadikan masyarakat desa memilih calon pemimpin secara sembarangan,” ungkap Mujahidin.

    Biasanya, lanjut Mujahidin, pemilih hanya menebak secara tidak pasti calon manakah yang pantas mereka pilih tanpa mengetahui calon mana yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Sehingga suara masyarakat desa dapat dimanipulasi oleh politik yang kotor seperti adanya money politic, sehingga kami menciptakan SIMPELDes untuk menghilangkan itu semua.”

    Mujahidin dan kawan-kawan berharap aplikasi ini mampu menjadi media pendidikan politik berbasis digital bagi masyarakat pemilih. Selain itu juga dapat mengurangi proses manual pada Pemilu langsung yang menyebabkan pelayanan berlangsung lama, membutuhkan tenaga serta anggaran yang besar.

    “Serta diharapkan aplikasi SIMPELDes dapat memotong siklus tersebut menjadi lebih sederhana, efisien dan efektif,” tutup Mujahidin.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here