Aspal yang terbuat dari limbah plastik bukanlah hal mustahil. Sebab aspal jenis ini telah dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI).
Aspal limbah plastik yang dikembangkan mahasiswa UI ini telah diteliti memiliki ketahanan beban yang kuat dan tidak mudah retak. Selain itu kelebihan lainnya adalah biaya pembuatan yang ekonomis dan tidak kalah saing dari aspal dengan kualitas yang sama.
Para mahasiswa tersebut adalah Erlyna Armya Septimorien, Lamria Mora Dhea Friskila dan Bunga Natasya. Ketiganya tercatat sebagai mahasiswa Metalurgi dan Material FT UI.
Erlyna selaku ketua tim menjelaskan, mereka memilihan bahan baku plastik, karena jumlah limbah plastik berupa plastik kresek sangat besar. Sementara seperti diketahui, limbah kresek adalah limbah non-biodegradable yang tidak dapat terurai di alam dengan sendirinya.
“Di sisi lain, limbah kresek memiliki satu kelebihan yang dimiliki yaitu tahan terhadap air. Maka dari itu kami melihat ada potensi pemanfaatan limbah kresek, maka kami mencoba melakukan pencampuran limbah plastik dengan aspal,” kata Erlyna.
Erlyna dan kawan-kawan melakukan penelitian mereka selama kurang lebih empat bulan. Dari penelitian itu, mereka mendapatkan hasil berupa sifat aspal yang baik. Sifat kepolaran yang dimiliki oleh aspal dan plastik berdeda tetapi dengan penambahan lignin termodifikasi mampu meningkatkan sifat aspal, baik dari segi mekanik maupun ketahanan terhadap air.
Sehingga, ungkap Erlyna nantinya berimplikasi pula pada life time yang lebih tahan lama dari material asal. Selain itu juga dapat menurunkan biaya untuk perbaikan dan penggantian aspal di jalan. Hal ini berujung pula pada pengurangan biaya total yang perlu dikeluarkan untuk membangun jalan.
Penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa UI yang menghasilkan aspal murah, ramah lingkungan, dan berkualitas tinggi dari campuran bahan limbah. Penelitian dibawah bimbingan bawah bimbingan Dr. Mochamad Chalid, S.Si,M.Sc.Eng(Sc), Dosen Teknik Metalurgi dan Material UI ini diharapkan menjadi solusi atas permasalahan limbah plastik di Indonesia serta mahalnya biaya perbaikan aspal di jalan.[]