Bila bank selalu diidentikan sebagai tempat menyimpan uang, berbeda dengan bank yang satu ini. Bank yang satu ini merupakan bank untuk menyimpan sayuran.
Namanya Bank Generika Sayuran, milik Universitas Gadjah Mada (UGM). Bank ini dibangun atas kerja sama dengan PT. East West Seed Indonesia (Ewindo).
Saat ini, Bank Genetika Sayuran telah memiliki koleksi sumber daya genetik tanaman sayuran sebanyak 202 aksesi. Jumlah tersebut meliputi cabai sebanyak 62 aksesi, tomat 12 aksesi, terong 16 aksesi, kacang panjang 30 aksesi, mentimun 25 aksesi.
Selain itu terdapat juga melon dan mentimun suri 27 aksesi, buncis 21 aksesi, serta jagung manis dan pulut 9 aksesi. Sumber plasma nutfah tersebut diantaranya merupakan hibah dari koleksi yang dimiliki EWINDO.
Bank Genetika Sayuran berlokasi di kompleks Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, Tanjungtirto, Kalitirto, Berbah, Kabupaten Sleman. Bank ini merupakan bank plasma nutfah sayuran pertama yang beroperasi di Indonesia.
Ada sejumlah fasiltas yang melengkapi Bank Genetika Sayuran. Seperti fasilitas ruang penyimpanan benih berukuran 8×12 m², ruang pengujian benih berukuran 3×6 m², ruang preparasi benih, ruang penerimaan data, ruang pengeringan benih, serta 3 unit screen house nursery masing-masing berukuran 15×18 m² untuk tanaman kacang panjang, cabai, dan mentimun.
Bank Sayuran telah diresmikan pada hari Jumat, (24/08/2018). Keberadaannya sebagai upaya UGM melestarian plasma nutfah sayuran nasional untuk mendukung kedaulatan pangan nasional.
drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM menuturkan, Pendiriannya membuka lebih banyak kemungkinan untuk memperkuat tujuan bersama mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
“Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas terbesar ke-2 dunia. Oleh sebab itu, sumber daya genetik Indonesia perlu diidentifikasi, dilestarikan, dan dikembangkan bersama,” jelas Ika saat menyampaikan sambutan.
Selanjutnya tambah Ika, melalui Bank Genetika Sayuran, mereka tidak hanya menyiapkan mahasiswanya untuk bisa berpartisipasi menjadi lulusan unggul dan tanguh yang siap bekerja di sektor pertanian. Namun, lewat kegiatan penelitian mahasiswa dan peneliti UGM juga melakukan identifikasi untuk pembuatan paspor berbagai sumber genetika sayuran nasional guna penyusunan big data sumber daya genetika Indonesia. Selain itu, mengembangkan kualitas benih yang lebih unggul serta tahan penyakit.
“Setiap tahunnya kita mengirimkan sekitar 8 ribu mahasiswa KKN di seluruh penjuru nusantara. Sebagian mahasiswa KKN ini akan mengambil dan mengoleksi benih sayur-sayuran,” ungkapnya.
Dengan adanya Bank Genetika Sayuran ini, tambah Ika, nantinya dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi kalangan akademisi dan peneliti, tetapi mampu memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas. Bahkan, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Kemudian juga diharapkannya tidak hanya sebagai tempat menyimpan dan mengoleksi sumber daya genetik sayuran Indonesia saja. Lebih dari itu diharapkan dapat menghasilkan benih unggulan yang bisa dimanfaatkan dan menyejahterakan petani Indonesia. Selain itu juga juga nantinya dapat dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk keperluan memperoleh kultivar unggul yang dapat menopang kedaulatan pangan.[]