Lingkaran Survey Indonesia (LSI) milik Denny Januar Ali atau Denny J.A, kembali merilis hasil survey pilpres 2019 terbaru mereka. Hasilnya, tidak hanya kemenangan, kali ini LSI memperkirakan selisih keunggulan yang mencapai dua digit bagi paslon Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
LSI melaporkan pengumpulan data survey dilakukan mulai tanggal 16 sampai 26 Maret 2019, memakai metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 1200 orang dan margin of error 2.8%. Mengingat hari pemilihan yang tinggal 14 hari, survey LSI kali ini dinyatakan telah memasukan asumsi terjadinya penyebaran golput secara proporsional pada kedua paslon.
Dengan tambahan variable penyebaran golput terjadi secara proporsional, LSI memberi presentase kemenangan bagi paslon 01 pada rentang 56,8%-63,2% berbanding 36,8-43,2% suara bagi paslon 02, Prabowo-Sandi. Keunggulan Paslon 01 tampak di semua kriteria dan segmen pemilih seperti usia, jenis kelamin, agama, penghasilan, pendidikan.
Sebagai contoh, tingkat keterpilihan pasangan Jokowi-Amin baik pada segmen berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan mencapai angka yang hampir sebanding, yakni rentang 54,8-61,2% (laki-laki) dan 58,8-65,2% (perempuan). Sementara pada segmen umur, paslon 01 hanya kalah pada pemilih yang berusia 19 tahun ke bawah dengan selisih kekalahan sekitar 7%. Rentang usia di atas itu, hampir semua dimenangi oleh paslon 01 dengan kecenderungan semakin tua pemilih semakin besar selisih kemenangan yang didapat.
Pada segmen pendidikan, selisih kekalahan cukup besar dialami paslon 01 pada segmen terpelajar atau berpendidikan kuliah ke atas (35,8%-42,2% berbanding 57,8%-64,2% untuk paslon 02). Namun demikian, kekalahan tersebut berhasil dikonversi dengan keunggulan cukup besar pada tingkat pendidikan SLTA ke bawah, yang secara total adalah mayoritas tingkat pendidikan pemilih (92%).
Semakin rendah pendapatan pemilih, juga berarti semakin tinggi perolehan suara yang didapat oleh paslon 01. Sapu rata kemenangan untuk paslon 01 terjadi di semua tingkat pendapatan (dari mulai 1 juta/bulan kebawah hingga 3 juta ke atas) dengan selisih terbesar terjadi di tingkat pendapatan kurang dari 1 juta/perbulan (59,2%-65,6% berbanding 34,4%-40,8%).
Suara dari pemilih yang beragama Islam juga tampak dikuasai oleh pasangan Jokowi-Amin. Keunggulan yang diterakan LSI pada segmen tersebut mencapai 55%-61,4% berbanding 38,6%-45% bagi Paslon 02. Ketertinggalan yang lebih telak dialami Paslon 02 pada segmen pemilih selain yang beragama Islam, yakni 19,1%-25,5% berbanding 74,5%-80,9%.
Memberikan kesimpulan atas hasil survey yang mereka dapat kali ini, LSI menyatakan bahwa paslon Jokowi-Amin unggul karena lima alasan utama, yakni: mayoritas publik puas atas hasil kinerja Jokowi, enam program sukses Jokowi (KIP, KIS, PKH, Dana Desa, Pembangunan Infrastruktur, dan Rastra) diapresiasi tinggi, kepribadian Jokowi lebih disukai, dan dukungan mutlak dari kalangan minoritas dan wong cilik berhasil diraih. Semua itu tercermin dari jawaban yang didapat atas pertanyaan-pertanyaan terkait seperti penilaian terhadap kinerja, pengenalan dan pengetahuan terhadap program kerja, kejujuran, kepintaran, perhatian pada rakyat, ketegasan, nasionalisme, penilaian kemampuan antara kedua paslon dalam mengatasi masalah ekonomi, sosial, pertahanan, dan sebagainya.[ADV]