“Indoneisa butuh lebih banyak seorang yang memiliki kompetensi conducting, kompetensi musik untuk mengadakan dan memimpin orkestra. Juga seorang profesional atau manager yang memiliki kapabilitas advokasi musik yang dapat meyakinkan pemerintahan, sistem, serta pemangku kepentingan lain untuk dapat lebih peduli terhadap industri musik di negara ini,” kata Vahur Luhutsalu, dosen di Conservatory of Music (CoM) UPh sekaligus cellist profesional.
Conservatory of Music (CoM) menghardirkan seorang Armenian konduktor internasional yang terkenal saat ini, yaitu Gevorg Sargysan. Kehadirannya membawakan serakangaian kegiatan diantaranya masterclass, kuliah khusus, serta konser yang berlangsung pada 5 April 2019 lalu.
Gevorg Sargsyan telah berkarir belasan tahun sebagai Assistant Director dan Conductor dari Armenian National Academic Opera & Ballet Theatre. Berbagai pengalaman juga telah diraihnya dengan menjadi konduktor di berbagai konser Eropa serta dunia.
Lebih lanjut Vahur juga menyatakan bahwa sebenarnya Indonesia membutuhkan lebih banyak musik orkestra serta orang profesional di baliknya. Hal ini dinyatakan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250-an juta jiwa namun tidak sebanding dengan tersedianya orkestra musik berkualitas bagus.
“Indonesia cukup kompleks jika dibandingkan dengan negara seperti Amerika dengan penduduk sebesar 300-an juta yang memiliki banyak musik orkestra. Karena itu saya mengundang Gevorg untuk memberi kuliah khusus dan masterclass. Serta di lain pihak karena saya juga ingin membawa kesuksesan konser seperti yang dibawakannya di Jakarta Symphonic Orchestra lalu,” tambahnya.
Selain kuliah khusus yang berjudul ‘Building Community Orchestra as Tool of Music Education, Audience Development and Professional Music Making with the Best Practice in Singapore and Around the World’, para peserta aktif master class juga mendapat kesempatan untuk menjadi konduktor dalam konser Easter Celebration.
“Gevorg mengkomposisi dua lagu yaitu Dvorak dan Sibelius. Sisanya masing-masing di conduct oleh para peserta aktif Master Class. Ini merupakan suatu hal yang bagus sebab mereka mendapat pengalaman aktif dan sesungguhnya melalui konser orkestra,” jelas Vahur.
Sejalan hal tersebut Gevorg Syrgyas menyatakan bahwa dia datang ke UPH untuk mengajar tentang conducting serta bagaimana untuk menjadi seorang musisi menginspirasi yang dapat menjadi seorang profesional sukses.
“Hal yang paling penting adalah mereka mau belajar dan membuka diri untuk pengetahuan dan perspektif yang baru. Ini seharusnya memberikan semua hal yang positif. Saya juga yakin ini merupakan value dari UPH, menciptakan lingkungan yang bagus untuk siswa belajar and berkembang. Ini merupakan suatu hal yang saya puji dari UPH,”ujar Gevorg.
Terkait dengan conducting, Vahur bahkan menyatakan pandangannya bahwa conducting seharusnya dijadikan bagian dari kurikulum. Karena menurutnya conducting juga merupakan suatu leadership skill.
“Managerial dan leadership skill mengambil setengah porsi dari sebuah pertunjukan. Karena banyak sekali proses yang terjadi di belakang panggung. Terkadang orang tidak melihat advokasi musical yang harus bernegosiasi dengan sponsor, pemerintahan dan para pemangku kepentingan. Jadi ini juga merupakan peran dari konduktor untuk mengurus orkestra,” jelas Vahur.
Lebih lanjut Vahur menekankan bahwa seorang pemusik profesional tidak hanya bekerja dalam bidang musical, namun juga harus punya managerial skills.
“Saya pun percaya Indonesia sebagai negara memiliki masa depan yang cerah dalam perkembangan seni musik,” tegas Vahur. ™