BANDUNG, KabarKampus – Bagi anak muda Bandung yang tergabung dalam Aliansi Persatuan Penegak Demokrasi (Panda) baik Jokowi atau pun Prabowo yang menjadi presiden sama saja. Keduanya sama-sama di lingkaran elit Orde Baru dan reformis gadungan.
“Mereka tidak menghendaki massa rakyat memiliki kebebasan politik dan mendapatkan hak kesejahteraan yang maksimal,” kata Deden, juru bicara Panda dalam aksi memperingati jatuhnya Suharto di depan Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Bandung, Selasa, (21/05/2019).
Menurut Dendi, Prabowo merupakan mantan militer dengan rekam jejak pelanggaran HAM berat. Ia menjadi salah satu aktor di lingkaran inti rezim Orde Baru.
“Ia berperan dalam pemberangusan gerakan perlawanan rakyat serta bertanggung jawab langsung atas penculikan dan penghilangan beberapa aktivis pada 1998. Kini ia jadi konglomerat. Luas tanah yang dikuasai perusahaan-perusahaannya jutaan hektar,” ungkap Dendi.
Sementara Jokowi, walaupun berlatar belakang sipil, tetaplah bagian dari elit politik yang bersandar pada kekuatan politik sisa-sisa Orde Baru. Tengok saja nama-nama besar di sekeliling kekuasaannya.
Selain itu keduanya juga baik Jokowi maupun Prabowo, ungkap Dendi, sama-sama mewakili kepentingan ekonomi politik kaum pemodal. Mereka masing-masing ingin melanggengkan dominasi dan memperdalam eksploitasi terhadap rakyat dan sumber daya alam.
“Jadi siapa pun Presidennya, rakyat akan tetap ditindas sisa Orde baru. Siapa pun Presidennya, Orde Baru akan tetap bangkit,” tegas Dendi.
Aksi peringatan hari tumbangnya Suharto ini diikuti oleh sekitar 40 pemuda di Kota Bandung. Aksi ini berlangsung damai dengan penjagaan ketat aparat keamanan.[]
