Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) merancang Smart-Belts untuk keselamatan penerbangan. Teknologi yang disematkan di sabuk pengaman pesawat terbang ini dirancang untuk meningkatkan keamanan penumpang maskapai penerbangan.
Smart-belts bekerja dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu mencatat keberadaan dan identitas penumpang serta parameter lainnya. Sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi penumpang yang tidak mampu menyelamatkan diri kepada tim evakuasi.
Adalah Harrison Alim, Ilya Adzani, dan Nicholas, mahasiswa Fakultas Teknik UI yang mengembangkannya. Inovasi di bawah bimbingan Mohammad Aditya, Dosen Departemen Teknik Mesin UI ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa UI 2019.
“Pembuatan alat ini sebetulnya dilatarbelakangi dari berbagai insiden kecelakaan pesawat di Indonesia yang menyebabkan banyaknya korban jiwa. Permasalahan tersebut menjadi salah satu tantangan yang ingin kami carikan solusinya,” jelas Mohammad Aditya.
Kemudian lanjut Aditya, Harisson dan tim mengusulkan Smart-Belts dengan menerapkan teknologi IoT yang bertujuan untuk membantu para petugas penyelamat menjalankan evakuasi penumpang dalam pesawat yang mengalami insiden. Sebelumnya teknologi ini telah diterapkan dalam berbagai aplikasi rumah tangga.
Namun belum dijumpai pada penggunaan keselamatan penerbangan, sehingga kami mencoba menerapkan teknologi tersebut untuk keselamatan,” tambah Aditya.
Harrison, Ketua Tim menjelaskan, mereka berharap Smart-Belts ke depannya dapat tersedia di setiap kursi pesawat. Smart-belts akan dilengkapi berbagai sensor sehingga sistem akan menyala dan mendeteksi penggunaan seatbelt, temperatur, tekanan dan kelembaban.
“Selain itu, jika penumpang duduk pada kursinya maka sistem kursi akan aktif dan mendeteksi parameter keberadaan penumpang, posisi meja makan, dan kondisi duduk penumpang setiap 30 detik,” ungkapnya.
Selain itu, seluruh data yang terekam pada Smart-Belts akan tersimpan pada sebuahserver, yang dapat dimanfaatkan oleh para petugas (dari luar pesawat) pada keadaan-keadaan darurat. Mulai dari setelah pendaratan darurat, saat masih terdapat penumpang yang belum turun dan tidak mampu melepaskan sabuk pengaman.
Namun di sisi lain, data tersebut dapat juga bermanfaat pada keadaan normal, diantaranya berupa informasi data temperatur, kelembaban, dan tekanan. Data ini dapat digunakan sebagai bahan analisis kenyamanan penumpang dan perilaku penumpang pada berbagai fase penerbangan serta menjadi sarana penerapan peraturan penerbangan.
Harrison dan tim berharap Smart-Belts mampu mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penegakan prosedur keselamatan pesawat. Selain itu, alat ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan selamat para penumpang pada sebuah kecelakaan.[]