SURABAYA, KabarKampus – Jika seorang mahasiswa biasanya menyelesaikan tugas akhir atau skripsi dengan tebal berkisar ratusan halaman, lain ceritanya dengan mahasiswa ITS yang satu ini. Ia berhasil menyelesaikan tugas akhirnya dengan tebal mencapai 3045 halaman.
Dialah Muharom Gani Irwanda, mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang melakukannya. Tugas akhir yang ia buat membahas tentang metode konstruksi.
Gani mengaku, menyelesaikan bab empat hingga lampiran tidak lebih dari satu bulan. Saat mengerjakan TA ia sedang mengikuti magang bersertifikat dari BUMN. Kemudian ia baru benar-benar mengerjakan TA pada tujuh hari sebelum lebaran.
“Lalu setelah itu baru bisa mengerjakan lagi tanggal 29 Juni sampai 5 Juli,” ungkapnya di laman ITS.
Gani sendiri tak menyangka TAnya mencapai 3000 halaman. Pria kelahiran Bojonegoro itu baru sadar saat sepupunya membantu menghitung total halaman.
“Saya pikir hanya di kisaran seribu ternyata sampai tiga ribu,” tambahnya.
Namun ketebalan hingga 3000 halaman itu, bukan pada pada lampiran seperti kebanyakan TA. Untuk bab satu sampai tiga ia kerjakan dari halaman 1 hingga 152. Selanjutnya bab empat sampai delapan dari halaman 153 sampai 2893.
“Sisanya adalah lampiran dan cover,” ujarnya.
Menurut Gani, pengerjaan TA ini merupakan tantangan tersendiri baginya. Gedung yang ia gunakan untuk penelitian adalah Apartemen Denver di kawasan Citraland Surabaya.
Pada awalnya ia ingin menyelesaikan TA untuk Gedung 37 lantai. Namun, dosen pembimbingnya melarang, karena menganggap ia akan mengalami kesulitan.
Gani pun mengerjakan sebelas lantai seperti yang disarankan. Namun karena hanya mengerjakan 11 lantai ia pun tertantang untuk mengerjakannya dengan baik.
Gedung yang ia gunakan sendiri memang memiliki kesulitan di atas rata-rata. Gedung ini berbentuk kotak di bagian bawah, lalu meninggi keatas berbentuk huruf L. Selain itu, setidaknya ada enam perbedaan konstruksi. Seperti dalam satu Gedung saja ada perbedaan ukuran balok dan besi yang digunakan.
“Saya sudah meniatkan untuk melakukan yang terbaik di TA ini, semoga nantinya dapat berguna dan menjadi referensi untuk teman-teman yang ingin fokus pada metode konstruksi,” pungkasnya.
Selain itu, mantan juara KBGI 2017 ini selama proses pengerjaan, Gani juga mengaku terus memantau layar laptop selama lima belas jam. Tak tanggung-tanggung, selama satu minggu sebelum sidang ia rela memangkas jam tidurnya menjadi dua jam per hari.
“Bahkan ibu sampai khawatir dan akhirnya ikut ke Surabaya untuk menemani selama proses pengerjaan tersebut, ibu benar-benar supporting system untuk saya,” tambahnya sambil tersenyum.[]
Assalamualaikum, izin bertanya untuk yang sebelumnya belum mendapatkan KIP bagaimana ya? Saya ingin kuliah, nilai akademik saya cukup baik, tetapi saya merasa kecewa karena ternyata akademik tidak berlaku lagi menurut saya, saya terus berusaha mengejar sbmptn tapi saya gagal lagi. Saya mencoba UM saya gagal lagi. Dan mungkin ini kesempatan terakhir saya kuliah di PTS, bukan saya putus asa. Tapi saya merasa jadi beban orang tua. namun karena biaya keluarga saya merasa ragu untuk kuliah di PTS. Saya hampir putus sekolah dan sangat sedih. Untuk melanjutkan sekolah pun merasa kesulitan, dan saya menginginkan ada bantuan dari pemerintah untuk keluarga saya supaya saya bisa tetap sekolah. Dan jika harus memiliki KIP kuliah saya harus bagaimana? Mohon bantuannya