Berbagai upaya untuk memberantas demam berdarah di kalangan masyarakat masih dirasa belum bisa mengentikan nyamuk Aedes Aegypti atau nyamuk demam berdarah (DBD). Hal ini terlihat dari banyaknya korban DBD yang mencapai 16.692 dan 169 orang meninggal dunia pada bulan Febuari lalu.
Salah satu upaya untuk mengendalikannya adalah dengan membunuh larva dari vektor untuk memutus rantai penularannya. Caranya adalah dengan menggunakan abate yang merupakan salah satu golongan dari pestisida yang digunakan untuk membunuh serangga pada stadium larva.
Oleh karena itu, mahasiswa Universitas Negeri Surakarta mengolah biji pepaya dan ekstrak bunga melati untuk menghentikan penularan nyamuk DBD. Ekstrak bunga melati dan pepaya ini diyakini mampu mematikan larva nyamuk aedes aegypti.
Para mahasiswa ini adalah Jevi Ramadhan Berliani, Yumna Zulfa Salsabila, dan Rindy Fidestia Anjaini dengan dosen pembimbing Heru Sasongko,S.Farm.,M.Sc.,Apt. Mereka merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) D3 Farmasi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
“Penelitian ini bertujuan mengetahui efek larvasida formula abate yang mengandung ekstrak bunga melati dan biji buah pepaya terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti,” terang Jevi, seperti yang dirilis di laman UNS, Kamis (4/07/2019).
Jevi menambahkan, bunga melati dan biji pepaya memiliki potensi sebagai larvasida alami yang ramah lingkungan. Selain mudah dibuat dan pengolahannya yang sederhana larvasida alami ini mudah terurai karena residunya mudah hilang dibanding dengan larvasida sintetis yang dapat menimbulkan efek pencemaran lingkungan.
Ia mengaku, penelitian ini dilakukan secara eksperimental di Laboratorium FMIPA UNS, yang disponsori oleh Belmawa Ristekdikti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula abate yang mengandung kedua ekstrak dapat menunjukkan presentase kematian pada larva nyamuk Aedes aegypti secara maksimal, artinya formula ini berhasil atau mampu mematikan jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti.
Jevi berharap dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan dalam pengembangan produk abate, sebagai inovasi bahan larvasida alami. Selain itu juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan sumber daya alam biotik di Indonesia yang melimpah, khususnya sumber daya bunga melati dan biji pepaya.
Selain itu, pengaplikasian abate ini adalah suatu usaha terhindarnya masyarakat dari penyakit demam berdarah, produk abate ini dapat juga dibuat sendiri dirumah karena terbuat dari bahan-bahan yang mudah didapat. Industri juga dapat mengembangkan produk abate ini agar menambah varian abate yang menarik dan tidak kalah saing dengan abate yang ada dipasaran.
“Kelebihan produk abate kami yaitu harga terjangkau, tidak menimbulkan efek toksisitas yang tinggi sehingga aman digunakan serta mengurangi resiko pencemaran lingkungan karena bahannya sendiri terbuat dari ekstrak tumbuhan” kata Jevi.[]