PADANG, KabarKampus – Memasuki pintu masuk utama kampus Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, seorang mahasiswa nampak duduk seorang diri di tengah jalan, Kamis, (29/08/2019). Ia ditemani dengan sebuah spanduk bertuliskan “Gondrong Bukan Berarti Kriminal, Klimis Tak selalu Intelektual, Pendidikan Tidak Memandang Penampilan. Dosa Unand : UKT, Mandiri, PTN BH, Kemananan Kampus”.
Aksi seorang diri tersebut dilakukan oleh Wahyu Ramadino, mahasiswa Teknik Elektro, Unand. Aksinya merupakan bentuk protes terhadap almamaternya yang lebih mempersoalkan penampilan mahasiswa daripada masalah penting yang seharusnya dibenahi oleh Unand.
Menurut Wahyu, selama ini kampus hanya mempersoalkan masalah penampilan mahasiswanya. Seperti sejumlah Fakultas di Unand yang melarang mahasiswanya berambut gondrong.
“Padahal polemik transparansi UKT Mahasiswa, Jalur Mandiri, dan Bidikmisi serta Keamanan Kampus seharusnya menjadi hal yang harus dibenahi oleh kampus, bukannya mengurus rambut serta penampilan mahasiswa,” ungkap Wahyu kepada KabarKampus, Kamis, (29/08/2019).
Seperti masalah transparasi Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang selama ini dipersoalkan mahasiswa. Ia merasa, sebagai mahasiswa yang membayar UKT, tidak pernah tahu, uang yang ia bayarkan digunakan untuk apa saja.
“Sudah beberapa tahun lalu mahasiswa meminta transparansi UKT kepada pihak kampus, namun hingga sekarang tidak membuahkan hasil,” terang mahasiswa berambut gondrong ini.
Begitu juga dengan masalah Seleksi Mandiri. Ia melihat jalur Seleksi Mandiri dikenai biaya uang pangkal atau pembangunan institusi yang cukup tinggi. Mahasiswa dikenakan biaya uang pangkal mencapai 20 Juta Rupiah. Uang tersebut belum termasuk UKT.
“Mahasiswa baru Seleksi Mandiri juga dikasih surat perjanjian, untuk agar mereka tidak akan menuntut banding UKT. Surat itu ditandatangani dengan materai 6000 dan mahasiswa yang melanggar dikenai sanksi,” kata Wahyu.
Belum lagi masalah Unand menuju PTNBH, yang seharusnya melibatkan mahasiswa, karena berpotensi menyengsarakan mahasiswa seperti naiknya UKT dan SPP. Begitu juga masalah kemanan kampus. Masih ada sejumlah titik yang rawan pencurian motor di kampus Unand.
“Seharusnya hal-hal tersebut yang dibenahi oleh kampus, bukannya mengurus rambut serta penampilan mahasiswa,” tegasnya.
Aksi Wahyu yang cukup menarik perhatian ini dilakukan sejak sekitar pukul 07.30 Pagi WIB. Aksi yang berlangsung di pintu utama kampus Unand ini berakhir hingga pukul 17.00 WIB.
Wahyu berharap melalui aksinya ini membuat kampus lebih memberi perhatian terhadap masalah yang merugikan mahasiswa. Selain itu, mahasiswa Unand lainnya juga dapat mengetahui, bahwa Unand tidak baik-baik saja.[]